jatimnow.com - Pemkab Lamongan terus berupaya menekan kasus kenakalan remaja. Salah satunya dalam hal seks pranikah.
Komitmen tersebut diimplementasikan dengan menggelar seminar kesehatan reproduksi (kespro) dan juga penandatanganan MoU antara Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, beserta unsur Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Pengadilan Agama (PA) dan Kepala Dinas Pendidikan, serta 48 Kepsek SMP Se-Kabupaten Lamongan.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi melihat bila kesehatan reproduksi masih dianggap tabu oleh kalangan masyarakat. Kegiatan ini, kata Yuhronur, juga sebagai upaya mencetak generasi emas dimasa yang akan datang.
"Karena masih dianggap tabu, anak-anak tidak menyadari itu menjadi bagian penting, dan menjadi hal yang mengkagetkan ketika melihat angka di tahun 2020 bahwa 2,5% remaja Indonesia terinfeksi penyakit menular seksual pranikah,” tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes, Kamis (4/1/2024).
Baca juga:
Istri Bupati Lamongan Ngunduh Mantu 27 Pasangan Pengantin
Selain itu, Pak Yes juga memaparkan data statistik nasional bila sebanyak 0,7% remaja perempuan dan 4,3% remaja laki-laki terdata telah mejalani hubungan seks di luar nikah. Untuk itu, pihaknya menghimbau agar Lamongan melakukan tindak pencegahan.
“Usia-usia (remaja) inilah anak-anak perlu diberikan edukasi bahaya-bahaya reproduksi. Jika tidak disiapkan, MoU ini hanya sekedar, formalitas tidak ada maknanya dan outputnya. Dengan seminar mungkin saat ini mereka belum paham, tapi nantinya mereka akan memahami dan menjadi dasar tentang kesehatan reproduksi,” kata Pak Yes.
Baca juga:
Ekosistem Pers di Lamongan Berjalan Ideal, Tingkatkan Kompetensi lewat OKK
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Munif Syarif, seminar yang mulai di SMPN 1 Lamongan dengan 500 siswi, menjadi salah satu bagian implementasi Gerakan Paduraksa (Pendidikan Terpadu Sekolah Ramah Anak, Akreditasi Perpustakaan, Sekolah Sehat, dan Adiwiyata) dari segi kesehatan.
“Pengetahuan seperti ini jangan hanya didominasi lembaga-lembaga di kota tapi semua lembaga pendidikan di desa-desa harus dirasakan tentang pentingnya kesehatan reproduksi bagi anak-anak,” ungkap Munif.