jatimnow.com - Musim hujan menjadi salah satu kendala bagi petani bawang merah di sekitar wilayah Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
Mislan (54) memaparkan akibat datangnya musim hujan, menjadikan lahan garapan pertanian bawang merahnya mendapat serangan hama.
"Sekarang ada serangan ulat yang keluar saat musim hujan. Ulat grayak namanya, yang banyak itu. Dari klaper hinggap di daun bawang, bertelur, netas jadi ulat," kata Mislan kepada jatimnow.com Senin (8/1/2024).
Ia melanjutkan adanya serangan hama, menjadikan dia lebih intensif dalam pengobatan fungi.
"Saya ngobatnya empat kali berturut-turut. Malam dan pagi, cara ngatasinnya seperti itu. Ini masih usia 1 bulan, kalau sudah 2 bulan panen. Gara-gara serangan hama ini buah bawang merah buahnya gak bisa besar," tuturnya.
Mislan menjelaskan bahwa hasil bawang merah tergantung dari bagus tidaknya daun yang tumbuh.
"Buah tergantung sama daun, kalau daunnya lebat buah bawang merah dalam tanah mentolnya lebih besar, pengaruhnya seperti itu," imbuhnya.
Baca juga:
5 Trending Topik Pekan Ini, Nomor 1 Bisa Jadi Contoh Caleg Lainnya
Akibat serangan hama, bawang merah menjadi tidak maksimal hasilnya.
"Pengaruh hama, bawang merah tidak terlalu merah, lebih banyak warna putihnya," tegas Mislan.
Selain mengatasi serangan hama di lahan garapannya seluas 250 hektare, Mislan mempunyai strategi untuk menghindari harga bawang merah yang terlalu murah.
Baca juga:
Sembako Naik, Warga Carok Massal di Bangkalan
"Di musim hujan bawang merah mahal karena jarang orang menanam bawang merah. Saya acuannya di Nganjuk, kalau sana nanem saya gak selang satu bulan, karena kalau barengan sama sana, sini murah. Itu strategi saya," ungkap dia.
"Di pertanian bawang merah ini sudah 5 tahun. Saya sukanya 2 bulan sudah panen, kalau bawangnya bagus 250 hektare lahan garapan ini dapat menghasilkan Rp20 jutaan," tegas Mislan.