Pixel Code jatimnow.com

Mengapa PKB "Jual" Fandi Utomo Meski Pilwali 2 Tahun Lagi?

 
Balai Kota Surabaya/Foto: Istimewa
Balai Kota Surabaya/Foto: Istimewa

jatimnow.com - Palagan Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya memang masih 2 tahun mendatang, namun berbagai persiapan sudah dilakukan oleh partai politik. Salah satunya membidik calon-calon yang dirasa mumpuni untuk bertanding pada kontestasi politik lima tahunan tersebut.

Nama-nama tokoh yang memiliki kemampuan bertarung, bermunculan ke permukaan. Sebut saja politisi Fandi Utomo, Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan, Kepala Bappeko Ery Cahyadi, Bupati Trenggalek Emil Dardak, Wakil Bupati Trenggalek M Nur Arifin, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin serta Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni ramai di perbincangkan.

Meski belum final, perlahan tapi pasti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mulai mengenalkan figur Fandi Utomo ke hadapan publik. Seperti diketahui, Fandi Utomo adalah politisi yang berasal dari Partai Demokrat dan pernah menjadi Cawali pada 2010 lalu.

Fenomena ini dibaca oleh pengamat sebagai coattail effect (efek ekor jas) atau dalam artian pengaruh figur yang dapat meningkatkan suara.

Surokim Abdussalam, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengatakan, langkah yang dilakukan oleh PKB tersebut cukup cerdas dilakukan jauh-jauh hari mengingat musuh yang akan dihadapi adalah partai dengan suara dominan di Surabaya yakni PDIP.

"Pilwali Kota Surabaya, PKB mendahului menurut analisis saya , PKB ingin menjemput coattail effect," ujar Surokim.

Surokim menambahkan bahwa untuk menggoyang dominasi PDIP di Surabaya perlu trik-trik khusus untuk meraih suara dari semua lapisan golongan masyarakat.

"PKB memahami bahwa dominasi PDIP di Surabaya sangat kuat tidak hanya bisa dihadapi dengan cara normal menjelang perhelatan Pilwali. Namun dilakukan jauh hari," imbuhnya.

Dengan memasang Fandi Utomo yang memiliki rekam jejak panjang di dunia politik, diantaranya pernah menjadi kader Partai Demokrat, Cawali serta anggota DPR RI dari Dapil 1 (Surabaya-Sidoarjo), otomatis coattail effect Fandi Utomo akan bekerja mendulang suara dari luar partai PKB.

"Menurut saya cerdas PKB menggunakan strategi itu, kendati harus realistis bahwa bagaimanapun Surabaya cukup sulit mengoyang dominasi PDIP," tutupnya.

Coattail effect ini lah yang saat ini sedang dicari oleh partai politik dalam mempersenjatai diri jelang palagan Pilwali 2020 mendatang.

Tokoh-tokoh dari luar kalangan partai politik yang dirasa mampu menambah suara seperti Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, Sekretaris Kota Hendro Gunawan serta Kepala Bapekko Surabaya Ery Cahyadi akan terus bermunculan.

Reporter/Editor: Arif Ardianto


  

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji