Pixel Codejatimnow.com

Faktor Penyebab Kekerasan yang Kerap Dilakukan oleh Para Remaja

Editor : Endang Pergiwati  Reporter : Haryo Agus
Ilustrasi. (dok jatimnow.com)
Ilustrasi. (dok jatimnow.com)

jatimnow.com - Beberapa waktu terakhir sedang marak kasus kekerasan yang dilakukan oleh remaja. Para remaja itu berlagak sebagai gangster yang tak segan berbuat anarkis hingga melukai orang-orang yang dianggapnya musuh.

Jika lawan mereka individu, para remaja itu akan melakukan pengeroyokan. Tapi jika lawan mereka sesama kelompok, mereka akan melakukan tawuran. Tak sedikit aksi anarkis yang dilakukan para remaja ini menimbulkan korban luka atau sampai meninggal dunia.

Psikolog Siloam Hospital Surabaya, Dr. Hj. Mierrina, M.Si., mengatakan, ada dua faktor yang melatar belakangi aksi anarkis atau kekerasan yang dilakukan oleh remaja, yakni dari faktor internal dan faktor eksternal.

"Fenomena kekerasan yang dilakukan oleh remaja disebabkan oleh banyak faktor, dari internal maupun eksternal remaja itu sendiri," kata Mierrina kepada jatimnow.com, Jumat (19/1/2024).

Mierrina menjelaskan, faktor eksternal yang melatarbelakangi kekerasan itu karena pola asuh dan kondisi keluarga. Kondisi masa lalu mungkin memicu seorang remaja memiliki trauma. Sehingga, respon terhadap rasa trauma yang mendalam membuat seorang remaja melakukan kekerasan itu.

Kondisi lingkungan, lanjut Mierrina, juga berpengaruh besar terhadap perilaku seorang remaja itu sendiri. Kelompok pertemanan yang cenderung sering berbuat negatif, seperti mabuk-mabukan, bisa membuat seorang remaja itu terpengaruh atas lingkungannya.

Baca juga:
Awal 2024 Kemenag Jatim Catat 3 Kasus Kekerasan di Ponpes, 2 Santri Meninggal

"Yang melatarbelakangi fenomena tersebut bila dari faktor eksternal, di antaranya adalah pola asuh sepanjang hidup remaja, lingkungan pertemanan, lingkungan tempat tinggal, sikap maupun perlakukan orang lain kepada remaja yang menimbulkan luka batin," tambahnya.

Mierrina melanjutkan, dari faktor internal, disebabkan oleh karakteristik remaja itu memang memiliki keingintahuan yang sangat besar, rasa egoisme yang tinggi, dan rasa ingin diakui untuk mencari jatidiri.

Merasa ingin diakui untuk terlihat keren di kalangan kelompoknya menjadi pengaruh yang sangat besar seorang remaja melakukan aksi anarkis atau kekerasan itu.

Baca juga:
Polisi Tegaskan Tak Ada Restoratif Justice untuk Pelaku Kekerasan Gangster dan Pesilat

Beberapa kasus membuktikan, para gangster itu tak malu memosting aksi anarkisnya dengan membawa senjata tajam ke media sosial. Dalam pengakuannya, mereka hanya ingin terlihat keren di kalangan remaja yang yang lain.

Namun, rasa ingin diakui juga bisa muncul ketika masa lalu remaja itu sering dikucilkan di lingkungannya. Apalagi, pernah mengalami kekerasan di lingkungan maupun keluarganya sendiri.

"Karakteristik remaja yang memang egonya masih tinggi terutama pada remaja awal, keinginan untuk diakui, belum lagi apabila pernah mengalami trauma terkait dengan pola asuh, luka batin terkait kekerasan pada diri mereka," pungkasnya.