Pixel Codejatimnow.com

Emil Dardak Ungkap Salah Satu Sebab Banjir Sidoarjo adalah Eceng Gondok 7 Km

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Wagub Jatim Emil saat meninjau lokasi banjir di Waru Sidoarjo kemarin. (Foto: Humas Pemprov Jatim for jatimnow.com)
Wagub Jatim Emil saat meninjau lokasi banjir di Waru Sidoarjo kemarin. (Foto: Humas Pemprov Jatim for jatimnow.com)

jatimnow.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meninjau langsung posko bencana banjir di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur di Waru, Sidoarjo.

Kunjungan Emil Dardak ini untuk memastikan kesiapsiagaan Pemprov Jatim dalam penanganan bencana banjir yang melanda kawasan Sidoarjo pada Senin (5/2/2024) lalu.

Sebelumnya telah terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir menggenangi jalan desa di Kecamatan Waru, Sidoarjo. Hujan lebat pada keesokan harinya, Selasa (6/2) sore, menambah tingginya genangan yang ada di jalan desa hingga memasuki rumah warga.

Wagub Emil melanjutkan, bahwa pihaknya telah melakukan pemetaan melalui drone guna memantau titik-titik penyebab banjir. Pemetaan tersebut menggunakan drone di sepanjang aliran Kali Buntung Waru hingga arah Juanda sebagai area hilir.

Harapannya melalui pemetaan bisa menentukan langkah guna mengurangi resiko atau intensitas banjir di wilayah tersebut.

"Kita tadi menggunakan drone untuk meninjau titik-titik tersebut. Ditemukan titik yang bisa dibersihkan yaitu karena ada banyak hambatan seperti eceng gondok sepanjang 7 Km. Hari ini akan dimulai pembersihannya," ungkap Emil, dalam siaran resminya, Jumat (9/2/2024).

Emil Dardak menuturkan, bencana banjir di Waru, Sidoarjo ini merupakan pertama kalinya terjadi. Curah hujan yang tinggi dan pasangnya air laut menjadi penyebab utama.

Walaupun banjir sudah semakin surut, namun di beberapa wilayah masih terpantau genangan hingga betis orang dewasa. Oleh sebab itu, Wagub Emil menegaskan tetap perlu ada upaya percepatan, seperti pembersihan eceng gondok guna mencegah banjir kembali terjadi.

Baca juga:
20 Hektare Kebun Melon di Krembung Sidoarjo Gagal Panen, Omzet Anjlok 70 Persen

"Identifikasi bottle neck atau sumbatan botolnya ada di situ. Kalau air laut pasang kita tidak bisa mengantisipasi, tapi kalau sungainya kita bisa mengurangi potensi luapan atau tinggi muka air," tuturnya.

Tidak hanya di kawasan Sidoarjo, kesiapsiagaan bencana juga harus ada di seluruh penjuru Jawa Timur, utamanya daerah rawan bencana. BPBD Jatim disebutnya telah melakukan pemetaan di seluruh jawa timur, khususnya tempat-tempat yang di tahun sebelumnya titik rawan banjir.

"Ada langkah antisipasi, jika banjir menyebabkan tanggul jebol kita pastikan bahwa bronjong tersedia. Bahkan sand bag, karena saat ini adalah musim bencana hidrometeorologi," tegasnya.

Tidak hanya itu, kesiapan posko pengungsian hingga dapur umum juga menjadi perhatian Wagub Emil. Ia memuji akan kesiapan seluruh elemen terkait seperti BPBD, Dinas Sosial hingga Dinas Kesehatan yang gercep dalam menangani para korban.

Baca juga:
Banjir Desa Trosobo Surut, Normalisasi Sungai Buntung Datangkan 2 Alat Berat

"Hari ini kita juga pastikan bahwa tempat ini stand by untuk bisa mensupport kebutuhan masyarakat. Ada tempat bermain, ada dapur umum bahkan ada tempat istirahat," pungkasnya.

BPBD Jatim telah menyiapkan lima lokasi pengungsian yang tersebar di Masjid Al-Matin dan Musholla Haji Rois, RT 03/RW 10, Desa Waru, Gedung Serba Guna Bungurasih, Masjid Al-Ikhlas dan Mushollah Baiturrahman.

Tercatat 7.500 orang terdampak akan bencana banjir. Sebagian besar warga telah kembali ke rumah masing-masing maupun mengungsi ke kerabat dekat.