Pixel Codejatimnow.com

Harga Beras di Pasar Larangan Sidoarjo Melesat, Tetap Dibeli Walau Sambat

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ahaddiini HM
Toko beras di Pasar Larangan Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)
Toko beras di Pasar Larangan Sidoarjo. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)

jatimnow.com - Harga beras di Pasar Larangan Sidoarjo terus meroket tak terbendung. Meski mengeluh namun masyarakat tetap membeli kebutuhan pokok ini.

Ifa, pemilik Toko Saudara menjelaskan kenaikan harga beras ini telah terjadi sejak 2 pekan.

"Sebelumnya dari harga Rp335 ribu per 25 kilogram, sekarang jadi Rp382 ribu sekian. Yang 5 kilogram dari harga Rp72 ribu jadi Rp74 sampai Rp77 ribu," ucapnya, Selasa (13/2/2024).

Menurut Ifa, beras yang paling diminati masyarakat adalah merek tertentu.

"Yang paling diminati meski harga naik tetap diminati masyarakat, seperti merek Kota, meski harga terbilang lumayan daya beli masyarakat tetap tinggi karena beras bahan pokok," terangnya.

Untuk beras termurah adalah beras produk pemerintah. Termurah merk SPHP ada kemasan 5 kilogram sama 50 kilogram.

"Harga tergantung pihak Bulognya, sekarang Rp10.900 per kilogramnya," terangnya.

Bagi Ifa, kenaikan harga beras tidak berpengaruh pada penjualan dan daya beli masyarakat karena kebutuhan pokok. Ia beranggapan kenaikan harga beras akibat cuaca dan tidak adanya panen beras.

Lebih lanjut, Joyo pemilik Toko Djoyo menyampaikan bahwa adanya kenaikan harga beras justru semakin banyaknya pembeli.

"Pembeli malah makin banyak meski harga naik Rp2 ribu, dari harga Rp12,4 ribu ke harga Rp14,4 ribu per kilogram," tuturnya.

Ia melanjutkan untuk beras 5 kilogram mengalami kenaikan harga hingga Rp10 ribu.

"5 kilogram naik dari Rp75 ribu ke Rp76 ribu, yang 25 kilogram naik Rp50 ribu dari harga Rp335 ribu ribu ke Rp385 ribu," terang dia.

Baca juga:
Harga Beras Tinggi, Inflasi di Kabupaten Tulungagung 2,6 Persen

Menurutnya tidak ada perbedaan daya jual di hari biasa dan hari libur.

"Sama banyak peminatnya, kenaikan sudah 2 minggu lebih, harga naik per 2 hingga 3 hari untuk semua merk beras. Penjualan 4 sampai 5 ton, sekarang 6 ton hingga lebih dan tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga," jelasnya.

Sementara itu, salah satu pegawai Toko Induk Grosir, Wrily (23) memaparkan harga beras terupdate dari pabrik.

"Beras termurah Rp72.500 sebelumnya Rp66.500 ribu merek Lele Super, kualitas menengah merek Kota naik per kirim tapi tidak mesti, per kemarin harga Rp76 ribu sekarang Rp77.500. Paling enak Putri Biru harga awal sebelumnya Rp70an sekarang Rp86 ribu. Yang paling diminati beras Kota, dalam sehari penjualan 1,5 ton merek itu aja," terangnya.

Ia beranggapan meski harga naik pembeli tetap banyak meskipun banyak keluhan.

"Rata-rata pembeli mengeluh karena mayoritas dijual lagi," ucapnya.

Baca juga:
DPRD Jatim Sebut 2 Hal Ini jadi Solusi Tekan Naiknya Harga Beras, Apa Itu?

Wrily sendiri menyanyangkan terlambatnya stok dari pabrik. Untuk beras kulak dari pabrik banyak yang telat.

"Kenaikan harga tergantung pabriknya," pungkasnya.

Sementara itu, Ita warga KH Mukmin Sidoarjo salah satu pembeli di toko Induk Grosir mengeluhkan harga beras yang terus mengalami kenaikan.

"Haduh, naiknya drastis, ini saya penjual sembako kulak di sini, pembeli tetap tapi banyak keluhan, gimana lagi kebutuhan pokok. Saya jual per 1 kilogram, merek Kota Rp17 ribu. Paling murah Rp15 hingga Rp16 sebelumnya Rp14 ribu. Per 2 sampai 3 harian naik terus," tutupnya.