jatimnow.com - Sembako ternyata tak hanya mengalami kenaikan harga, tapi juga langka. Salah satunya, minyak goreng di Sidoarjo yang kabarnya susah didapatkan.
Achmad Adi (31), pedagang sembako Balongbendo mengaku kesusahan mendapatkan minyak goreng di pasaran. Menurutnya hal ini karena tidak stabilnya harga di Pasaran.
"Gara-gara ganti harga, ini sekarang kulak minyak goreng sulit. Harganya ganti-ganti setiap hari, yang sekarang ini harganya seleher (mahal)," ucapnya kepada jatimnow.com, Rabu (28/2/2024).
Ia juga menduga banyak pihak penimbun minyak goreng sehingga terjadinya kelangkaan. Kondisi ini terjadi sudah lebih dari seminggu.
"Muter-muter nyari buat kulak sampai pusing, tapi susah dapatnya. Banyak pesanan tapi terkendala harga yang gak stabil cenderung naik terus. Jengkel banget sama yang nimbun, barang baru dikeluarkan pas lagi harga tinggi-tingginya," tuturnya.
Dari keterangan Adi, minyak goreng kini tembus di harga Rp170 ribu per karton, dari sebelumnya di harga Rp160 ribu.
Sementara itu, Wheni Dwi Agustina (35) warga Trosobo Sidoarjo menyatakan akibat kenaikan harga pokok dengan harga yang tidak stabil, ia memberhentikan usahanya sementara.
"Untuk tahun ini parah banget mbak harganya terlebih saat ini, saya stop per awal Februari sejak kenaikan minyak goreng," ucapnya.
Baca juga:
Cagub Jatim Khofifah Blusukan ke Pasar Srimangunan Sampang
"Saya stop sampai stabil mbak, saat ini hanya melayani langsung kota besar karena langsung bayar dan tidak nandon. Takutnya kalau nandon pas harga turun saya bingung," imbuh Wheni.
Ia menghetikan sementara penjualan secara ecer hingga waktu dirasa memungkinkan dengan harga stabil.
"Saat ini belum berani jalan sembako harga belum stabil, pindah-pindah harganya Rp175 sampai Rp180 per karton," tutupnya.
Sri Sulastri (45) pedagang sembako wilayah Sidoarjo kota, senada mengungkapkan mengenai kenaikan harga dan kelangkaan minyak.
Baca juga:
DPRD Bangkalan Minta Pemkab Amankan Pasokan Sembako, Antisipasi Kenaikan Harga
"Minyak susah didapat, harganya juga naik, tidak menentu, biasanya Rp14,5 ribu sekarang Rp17 ribu," terangnya.
Adanya kenaikan dan kelangkaan tersebut Sri berharap pihak pemerintah dinas terkait agar lebih sering untuk mengadakan pasar murah agar masyarakat tidak merasa disulitkan.
"Harapannya banyak-banyak kegiatan pasar murah buat bantu masyarakat Sidoarjo," tutupnya.