Pixel Codejatimnow.com

Siswa Madrasah di Blitar Raih Emas Olimpiade Matematika Tingkat Asia

Editor : Arif Ardianto  Reporter : CF Glorian
Zulfar bersama gurunya saat di sekolah
Zulfar bersama gurunya saat di sekolah

jatimnow.com - Pelajar Madrasah di Blitar berhasil meraih medali emas pada ajang Hongkong Internasional Mathematical Olimpiad (HKIMO).

Zulfar Hanasta Ilmi (9) Siswi MI/RA Perwanida tersebut mengalahkan peserta dari negara Asia lainnya.

Ketika ditemui jatimnow.com, ia mengaku memang menyukai pelajaran Matematika. Bagi dia, Matematika adalah pelajaran yang paling gampang ketimbang mapel lainnya.

"Nggak (susah). Karena berhitung tidak terlalu susah. Rumusnya banyak tapi ndak susah ngapalinnya," kata Zulfar saat diundang ke Ruang Kepala Madrasah, Senin (10/09/2018).

Pembelajaran matematika itu diasah oleh orang tuanya melalui bimbingan belajar. Setiap hari Senin hingga Kamis, ia selalu mengikuti bimbel hingga pukul 17.00 Wib.

"Pulang sekolah jam tiga (15.00 Wib) terus les sampe jam lima (17.00 Wib) habis itu pulang, makan terus tidur," papar bocah lugu itu.

Sebelum terbang ke Hongkong, Zulfar mengikuti olimpiade matematika di Jakarta dan Bogor. Dalam perlombaan olimpiade di Hongkong, ia ditemani oleh Kakak dan Ibunya. Sebelum mengikuti olimpiade, ia terlebih dulu dikarantina lalu terbang ke Hongkong.

"Jadwalnya padat. Bangun jam enam habis itu sekolah. Kadang jam lima sudah pulang, kadang sampe jam sembilan malam. Di sana ketemu bule, temennya banyak tapi ndak tahu namanya," katanya sambil malu - malu.

Zulfar menambahkan, selain matematika, ia juga menyukai olahraga bulutangkis. Ia juga tak canggung untuk mengakui bila dia masih kurang ahli memukul kok.

"Bisa tapi dikit - dikit," pungkasnya lalu berpamitan kembali ke kelasnya.

Kemampuan Zulfar dalam berhitung terlihat sejak ia duduk di kelas satu MI. Saat itu, sekolah mengadakan penjaringan untuk mengikuti olimpiade matematika nasional.

Zulfar lolos seleksi antar Kota. Kemudian mengikuti olimpiade tingkat Provinsi di Malang, hingga kemudian mewakili Jawa Timur dalam olimpiade Matematika tingkat Nasional.

"Setelah itu kita tahu kalau ternyata dia memang jago berhitung. Lima menit diajari, dia sudah bisa. Meskipun dia kelas satu waktu itu, saya terkadang kasih soal kelas dua bahkan kelas lima dan ternyata dia memang bisa mengerjakan," terang Waka Kesiswaan MI/RA Perwanida, Ratna Khusna.

Prestasi Zulfar berdampak pada jatah libur yang kurang. Sebab, setiap minggunya selalu digunakan untuk olimpiade. Dalam setiap angkatan, sekolah ini punya siswa yang siap diikutkan lomba berhitung.

Ia menyanggah bila kemampuan berhitung karena background siswa mengikuti les di suatu lembaga bimbingan belajar.

"Kata siapa? Itu hanya sugesti orang tua saja. Kalau ada anak pinter terus les disini, maka orang tua yang lain ngikutkan disini. Padahal itu tergantung dari kemampuan siswanya juga. Ada juga kok disini yang pandai, tapi cuma didampingi sama ibunya dirumah," tandasnya.















Baca juga:
Pengeroyok Santri di Blitar Tak Ditahan, Keluarga Korban Datangi Kejari