Pixel Code jatimnow.com

Stok Beras di Sidoarjo Aman Jelang Lebaran, Harga Diklaim Berangsur Turun

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ahaddiini HM
Forkopimda Sidoarjo saat melakukan pengecekan distribusi beras bersubsidi di Pasar Larangan. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)
Forkopimda Sidoarjo saat melakukan pengecekan distribusi beras bersubsidi di Pasar Larangan. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com)

jartimnow.com - Stok beras di Sidoarjo aman. Harga beras diklaim berangsur-angsur turun. Beras medium SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) bersubsidi terus digelontorkan. Jumlahnya mencapai 30 ton perhari di Pasar Larangan, 15 ton Pasar Porong dan 2 ton di Pasar Tulangan sebanyak perharinya.

Hal ini setelah Forkopimda Sidoarjo melakukan pengecekan distribusi beras bersubsidi tersebut di Pasar Larangan. Rombongan yang dipimpun Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor Ali memastikan harga beras relatif stabil dan ketersediannya aman dipasaran mendekati bulan Ramadan ini.

Bupati Sidoarjo yang biasa disapa Gus Muhdlor mengakui beberapa pekan kemarin terjadi kenaikan harga beras. Namun hari ini sudah mulai turun dan harganya relatif stabil.

"Dengan masifnya intervensi dari kabupaten, relatif turun hari ini (beras), kenaikan itu terjadi beberapa minggu kemarin terutama beras tipe medium, hari ini sudah mulai turun dan relatif stabil," ucapnya Jumat (8/3/2024).

Ia melanjutkan bahwa intervensi menjaga stabilisasi harga beras akan terus dilakukan, terlebih menjelang bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari lagi.

Operasi pasar beras SPHP akan terus digencarkan. Distribusi beras medium Bulog seharga Rp10,9 ribu per kilogram itu terus digelontorkan untuk menekan harga beras saat ini.

Ia mengatakan kenaikan beras kemarin hampir merata diseluruh Jawa Timur. Penyebabnya panen raya padi tidak merata. Sehingga ketersediaan beras dipasaran sangat sedikit. Namun dipastikannya stok beras di Bulog sangat tercukupi.

Baca juga:
Pemkab Tulungagung Pantau Harga Jagung, Telur dan Daging Ayam

"Secara umum stok di Bulog sangat mumpuni dan saya yakin ketika beras SPHP turun dimasyarakat, harga bisa ditekan dan HET Rp10,9 ribu bisa berjalan," pungkasnya.

Djoyo pedagang beras di blok BN 12 Pasar Larangan juga mengakui harga beras di Pasar Larangan mulai turun meski tidak signifikan. Disampaikannya penurunan harga beras premium hanya mencapai Rp4 ratus. Dari harga Rp16,2 ribu turun menjadi Rp15,8 ribu. Sedangkan harga beras medium turun sebesar Rp6 ratus dari harga Rp14,2 ribu turun menjadi Rp13,6 ribu.

"Harga beras mulai turun menjelang bulan Ramadan, namun penurunannya tidak terlalu signifikan, kisarannya Rp400 untuk harga beras premium. Sedangkan untuk harga beras medium turun Rp600," kata Djoyo.

Baca juga:
Bapanas Gelontor 2.879.620 Kg Beras di Kabupaten Probolinggo Tekan Inflasi

Menurut Djoyo meski harga beras mulai turun, masyarakat tetap memilih membeli beras Bulog yang dijualnya sesuai HET Rp10,9 ribu per kilogramnya.

Menurutnya pembeli beras merasa harga beras saat ini masih tinggi. Oleh karenanya jatah 2 ton beras SPHP perhari yang dijualnya selalu ludes hanya dalam setengah jam saja.

"Pembeli beras premium dan medium juga normal, namun masyarakat cenderung memilih antri membeli beras murah dengaan harga Rp10,9 ribu per kilogramnya," tutupnya.