Pixel Codejatimnow.com

Tradisi Ngasak di Probolinggo, Berkah Panen Padi saat Harga Beras Mahal

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Haryo Agus
Ibu-ibu yang sedang ngasak. (Foto: Haryo Agus/jatimnow.com)
Ibu-ibu yang sedang ngasak. (Foto: Haryo Agus/jatimnow.com)

jatimnow.com - Di tengah harga beras mahal, beberapa ibu-ibu di Desa Sentong, Krejengan, Kabupaten Probolinggo memilih "ngasak" untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ngasak merupakan kegiatan memungut padi, sisa panen dari sawah orang lain. Biji padi yang tersisa di batang setelah proses pemisahan antara biji dengan batang dan daun di mesin perontok itu lah yang menjadi berkah ibu-ibu dengan kondisi ekonomi di bawah rata-rata.

Para ibu itu, ngasak padi di setiap sawah yang sudah panen. Mereka mengumpulkan sedikit demi sedikit dari setiap sawah. Ketika sudah terkumpul cukup banyak, padi hasil ngasak itu, kemudian di olah untuk menjadi beras demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Ini nanti diselep, untuk makan sehari-hari," kata salah satu warga setempat, Sunarti, Jumat (8/3/2024).

Baca juga:
Dampingi Mentan di Tuban, Gubernur Khofifah Ajak Wujudkan Kedaulatan Pangan Indonesia

Sunarti mengatakan, ngasak sudah ia lakukan dari dulu. Apalagi, di tengah harga beras saat ini yang mahal, ngasak mejadi pilihan dan berkah tersendiri saat panen raya bagi orang-orang yang tak memiliki sawah.

"Alhamdulillah, yang penting bisa cukup. Apalagi saat ini beras lagi mahal-mahalnya," ucapnya.

Baca juga:
Sawah Belum Panen dan Gabah Mahal, Berdampak Harga Beras di Tulungagung Naik

Kondisi seperti ini, ternyata banyak dirasakan bagi warga desa di Kabupaten Probolinggo. Saat panen raya tiba, ibu-ibu akan berbondong-bondong ke sawah yang sudah selesai proses panen untuk ngasak.