Pixel Codejatimnow.com

2 Anak di Ponorogo Meninggal karena DBD, Dinkes Lacak 1 Korban Lain

Editor : Yanuar D  Reporter : Ahmad Fauzani
Kepala Dinkes Ponorogo, Dyah Ayuk Puspitaningarti (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Kepala Dinkes Ponorogo, Dyah Ayuk Puspitaningarti (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Dua anak di Ponorogo meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengeu (DBD). Saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo juga tengah melacak satu korban lain yang diduga menjadi korban keganasan nyamuk aedes aegypti tersebut.

Kepala Dinkes Ponorogo, Dyah Ayuk Puspitaningarti menjelaskan bahwa kedua anak tersebut berusia 10 tahun, berasal dari Kecamatan Siman dan Kecamatan Babadan. 

“Mereka meninggal pada 12 Maret 2024 setelah dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang kurang baik,“ jelasnya, Sabtu (16/3/2024).

Menurutnya, saat sampai di rumah sakit, keduanya menunjukkan gejala Dengue Shock Syndrome (DSS). 

Baca juga:
41 Warga Donorojo Pacitan Terjangkit Demam Berdarah

“Kami tegaskan pentingnya meningkatkan kewaspadaan dan kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut,” tambahnya

Selain dua anak yang telah meninggal, ada satu anak lainnya yang juga dilaporkan meninggal dunia karena DBD. Namun, Dinkes masih melakukan pelacakan untuk memastikan diagnosis penyakit tersebut.

Baca juga:
Pasien DBD Meninggal di Tulungagung Tembus 10 Orang, Ini Dalih Dinkes

“Kami tekankan pentingnya menerapkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) sebagai upaya komunal untuk mencegah penyebaran DBD (Demam Berdarah Dengue) di masyarakat,” tegasnya.

Dia berharap dalam situasi seperti ini, semua pihak diharapkan lebih berhati-hati dan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan serta melakukan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk melindungi diri dan keluarga dari penyakit yang berbahaya ini.