Pixel Code jatimnow.com

Gerindra Lamongan Beri Sinyal Pilih Tokoh Ini untuk Pilkada 2024

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Bupati Lamongan, Pak Yes saat ditemani KH. Abdul Ghofur mengunjungi unit usaha Ponpes Sunan Drajat. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Bupati Lamongan, Pak Yes saat ditemani KH. Abdul Ghofur mengunjungi unit usaha Ponpes Sunan Drajat. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Manuver DPC Partai Gerindra Lamongan dalam kontestasi Pilkada 2024 semakin terlihat kemana arahnya. Hal ini mendapat respon dari Dewan Pembina DPP Gerindra KH Abdul Ghofur.

Saat ditemui dalam acara tasyakuran kemenangan Prabowo-Gibran oleh Internal Gerindra Lamongan, Kiai Ghofur justru tampak lebih dekat dengan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi atau Pak Yes dibanding Ahmad Sandy.

Tidak hanya itu, Pengasuh Ponpes Sunan Drajat Lamongan ini juga turut mengajak Pak Yes untuk meninjau sentra usaha baru milik Ponpes Sunan Drajat.

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Ghofur mengaku memiliki hubungan emosional dengan sosok Pak Yes. Bahkan, Kiai Ghofur tak ragu untuk menyebut Pak Yes sebagai anaknya.

Kiai Ghofur juga menceritakan sosok Pak Yes dan hubungan persahabatannya dengan orang tua Pak Yes yang terjalin sangat erat.

Baca juga:
Fraksi Gerindra DPR-RI Kaji KPU dan Bawaslu jadi Badan Adhoc, Demi Apa?

"Kalau saya, saya milih santri saya beliau ini (Pak Yes) santri saya, bagaimana ibunya temen saya, kemana-mana bareng istri saya. Beliau ini seperti anak saya, juga nurut dengan saya," kata Kiai Ghofur, Rabu (3/4/2024).

Kiai Ghofur bahkan tak ragu menyebut pencalonan kembali Bupati Lamongan untuk periode ke 2. Pak Yes, di mata Kiai Ghofur merupakan pribadi yang tawadhu dan melibatkan kiai dalam mengambil kebijakan.

"Ya ini saya calonkan karena ini orang saya, anak saya, murid saya dan nurut dengan saya menata Lamongan agar gemah ripah loh jinawi,"ungkap Kiai Ghofur.

Baca juga:
Keponakan Prabowo, Saras Bawa Pesan Khusus untuk Warga Jember

Lebih jauh, Kiai Ghofur mengingatkan kepada ribuan santrinya agar turur mengikuti jejak dan pilihannya.

"Kalau benar murid saya, harusnya murid ya nurut apa kata kiainya, kalau ada yang melanggar mungkin itu hanya 1-2 persen saja, 98 persen patuh," beber beliau.