Pixel Code jatimnow.com

Kisah Mahasiswa Unair Lebaran dan Puasa di Yunani, Demi Apa?

Editor : Zaki Zubaidi  
Prasherly Anura Dinda. (Foto: Humas Unair)
Prasherly Anura Dinda. (Foto: Humas Unair)

jatimnow.com - Idul Fitri dan Ramadan yang berbeda tahun ini dirasakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) Prasherly Anura Dinda. Pasalnya, Sherly sedang menjalani pertukaran mahasiswa di Aristotle University of Thessaloniki Yunani.

Sherly mengaku mengisi kegiatan sehari-harinya tidak hanya kuliah saja, namun mengikuti beberapa kegiatan volunteer untuk berbagi makanan di pusat kota.

Kota Thessaloniki identik dengan bangunan yang indah bekas peninggalan jajahan Turki. Banyak bangunan masjid kuno yang dijadikan sebagai tempat wisata, maupun burung dara yang menghinggap di halaman menjadi ciri khas kota tersebut.

Kota banyak dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan terletak hampir dekat dengan Laut Mediterania. Serta suhu udara yang hanya berkisar 24 hingga 25 derajat membuat Sherly merasa nyaman menjalani puasa di kota itu.

"Thessaloniki merupakan kota tertua di Yunani. Banyak bekas peninggalan bersejarah seperti jajahan Turki. Banyak gedung tinggi, namun uniknya di daerah pegunungan gedung tidak boleh dari 3 lantai saja. Udaranya juga sejuk, meskipun anginnya juga cukup kencang,” ujarnya, dilansir laman resmi Unair beberapa waktu lalu.

Sherly juga mengisi kegiatan sehari-harinya dengan keliling kota karena memiliki hobi fotografi. Dengan berkeliling kota, ia juga ingin menilik sejarah dari kota indah Thessaloniki.

"Bagi aku, puasa di sini juga tidak terlalu berat. kurang lebih sama seperti di Indonesia. Di sini aku bisa mulai untuk berpuasa dari jam 04.30 pagi dan waktu berbuka 16.30 sore,” ujarnya.

Baca juga:
Analisa Pakar Hukum Unair soal Gugatan Risma-Gus Hans

Sherly menambahkan bahwa juga terjadi perubahan waktu puasa di sana akibat daylight saving time, yaitu perubahan waktu akibat pergantian musim. Selain itu, Sherly mengungkapkan rasa syukurnya karena kampus menyediakan makanan gratis 3 kali sehari. Ketika masuk waktu berbuka, ia langsung bergegas pergi ke kantin untuk berbuka.

Di Thessaloniki, hanya ada satu masjid. Hal itu disebabkan mayoritas penduduknya menganut agama Ortodoks. Sherly sempat resah karena di Thessaloniki Yunani tidak ada perkumpulan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).

Selama beribadah, Sherly mengaku memanfaatkan beberapa fasilitas kampusnya yang kosong seperti co working space. Karena, di kampusnya tidak disediakan tempat ibadah seperti masjid. Hal itu juga disambut baik oleh civitas akademika maupun petugas yang berjaga untuk melakukan ibadah.

Baca juga:
Kisah Veryl Hasan, Dosen FPK Unair Temukan Spesies Ikan Baru di Kalimantan

"Karena mayoritas penduduknya Ortodoks, hanya ada 1 masjid di kota ini. Selain itu, di kampus juga nggak ada masjid. Jadi, aku manfaatin beberapa fasilitas kampus yang kosong. Alhamdulillah ketika aku izin untuk beribadah, petugasnya mengizinkan aku untuk pakai tempat itu,” ungkap Sherly.

Sherly pun merasa sedih karena tidak bisa berkumpul dengan keluarganya saat Idul Fitri. Ia tidak bisa mudik untuk pergi keluar kota maupun berkumpul dengan teman-temannya.

“Sedih sebenernya tahun ini aku nggak bisa merayakan Idul Fitri bareng keluarga, yang biasanya mudik kali ini nggak bisa. Dan, biasanya Lebaran tiap tahun itu heboh, tapi kali ini harus sendiri. Awal mungkin homesick, tetapi mau bagaimanapun aku harus menyelesaikan tugasku di sini,” tuturnya.