Pixel Codejatimnow.com

Warga Binaan Lapas Kediri Pamerkan Produk Kerajinan dan Hasil Pertanian

Editor : Yanuar D  
Produk warga binaan Lapas Kediri. (Foto: Humas Lapas Kediri/jatimnow.com)
Produk warga binaan Lapas Kediri. (Foto: Humas Lapas Kediri/jatimnow.com)

jatimnow.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kediri pamerkan produk kerajinan hasil tangan terampil warga binaan dalam memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60, Kamis (18/4/2024). Termasuk hasil pertanian berupa jamur tiram dan lain-lain.

Pameran dengan tajuk “Bangga Menggunakan Produk Dalam Lapas” ini sekaligus mengoptimalisasi penggunaan produk yang dihasilkan UPT Pemasyarakatan, untuk peningkatan PNBP dan percepatan implementasi Rencana Aksi Pemasyarakatan Tahun 2024.

Bertempat di depan ruang Bengkel Kerajinan Giatja Lapas Kelas IIA Kediri, produk yang dipamerkan meliputi kerajinan tangan atau handycraft seperti cangkir tempurung kelapa, miniatur mobil, lukisan, asbak lukis dan lainnya.

Tidak ketinggalan juga seksi Giatja Lapas Kediri juga memamerkan produk unggulan SAE Lakuli, seperti sayuran, jamur tiram, tempe kedelai, dan lain-lain.

Baca juga:
Melihat Aktivitas Napi Lapas Kediri di Bulan Ramadan

Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan layanan kunjungan bagi WBP. Sehingga cukup menarik animo bagi pengunjung untuk sekadar melihat pameran hingga membeli produk hasil karya WBP.

“Kegiatan Bangga Menggunakan Produk Dalam Lapas ini diharapkan bisa memperkenalkan, dan menularkan untuk mencintai produk hasil karya WBP kepada masyarakat secara luas, serta kedepannya nanti tidak hanya mengadakan pameran produk seperti ini namun juga bisa kita promosikan melaui media sosial atau e-commerce,” ujar Plt. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kediri Budi Ruswanto.

Baca juga:
Napi Beragama Hindu di Lapas Kediri Terima Remisi Nyepi

Hal ini sesuai dengan arahan KaKanwil Kemenkumham Jawa Timur Heni Yuwono bahwa dengan di adakan kegiatan ini diharapkan tujuan Pemasyarakatan tercapai, yaitu membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, mandiri, memperbaiki diri, tidak mengulangi tindak pidana, sehingga dapat diterima oleh lingkungan masyarakat.