jatimnow.com - Baliho dengan gambar Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mulai muncul di berbagai lokasi di Ponorogo.
Baliho-baliho tersebut menyampaikan ucapan selamat Ramadan dan Idul Fitri, serta dukungan untuk Kang Giri dengan berbagai pesan yang berbeda.
Salah satunya menampilkan Kang Giri mengenakan baju koko putih. Sementara yang lain menampilkan dia mengenakan baju warok atau rompi merah, dengan tulisan yang mengajak untuk meneruskan kebaikan dan menegaskan kesetiaan terhadap Kang Giri.
Menanggapi fenomena itu, Kang Giri memilih untuk tidak banyak berkomentar tentang isu politik selama musim Lebaran ini.
“Aku ora eroh, wes urung wayahe omong. Sudahlah ojo ngomongke politik wae, aku tak Lebaran disek. (Saya tidak tahu, belum waktunya berbicara. Sudahlah, jangan berbicara politik. Saya mau Lebaran dulu),” ungkapnya, Selasa (23/4/2024).
Ketika ditanya tentang siapa yang memasang baliho tersebut, Kang Giri menyatakan bahwa ia tidak mengetahuinya dengan pasti, meskipun ada klaim bahwa itu dilakukan oleh relawan.
Baca juga:
Debat Pilkada Ponorogo: Ipong Panggilan Jiwa, Sugiri Pamer Hasil Kerja
"Apakah relawan saya juga tidak tahu. Katanya relawan. Tetapi mereka belum pamit ke aku,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa ia belum memberikan persetujuan atau dukungan secara resmi terkait kampanye tersebut.
Terkait kemungkinan kembali menjadi Bupati Ponorogi, Kang Giri menyatakan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya tergantung pada permintaan masyarakat dan saran dari para kiai.
Baca juga:
Membedah Mitos Pilbup Ponorogo, mulai Bupati 2 Periode hingga Etan - Kulon Kali
Ia menggarisbawahi pentingnya dukungan dari kedua kelompok besar agama Islam di Indonesia, yaitu Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
“Tergantung dawuh (kata) kiai,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lisdayrita tidak disebutkan dalam baliho-baliho tersebut, menimbulkan pertanyaan tentang dinamika politik di wilayah tersebut. Namun demikian, belum ada pernyataan resmi dari pihaknya terkait hal ini.
URL : https://jatimnow.com/baca-67733-balihonya-mulai-bertebaran-di-ponorogo-kang-giri-manut-dawuh-kiai