jatimnow.com - Kondisi perekonomian warga Jawa Timur diprediksi akan lebih baik ketika bergulirnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024. Hal itu diungkapkan oleh Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Jatim, Muhammad Noor Nugroho pada Selasa (30/4/2024) di Kota Malang, Jawa Timur.
Menurutnya, daya beli atau konsumsi masyarakat yang baik juga telah terlihat pada semester awal tahun 2024 ini dibandingkan pada tahun 2023 lalu.
Momen besar seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah turut memiliki pengaruh besar.
"Otomatis konsumen melakukan konsumsi di Maret triwulan pertama ini diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan satu yang penting karena kita bertumpu pada konsumsi, oleh karena itu kita harus menjaga daya beli masyarakat," kata Muhammad Noor Nugroho.
Selain itu, pengendalian inflasi juga perlu terus dilakukan, sehingga daya beli dan konsumsi masyarakat dapat terjaga.
"Inflasi yang terlalu tinggi akan justru berdampak negatif ke kita, karena daya beli yang turun sehingga konsumsinya akan tertahan," kata dia dalam kegiatan Sekartaji (atau Sinergi Menuju Ekonomi yang Kreatif, Tangguh, Teruji dan Terdigitalisasi) 2024.
Pilkada 2024 yang masuk pada semester kedua tahun ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli dan konsumsi masyarakat. Sehingga, pertumbuhan ekonomi di Jatim diprediksi akan berada di angka 4,7 persen hingga 5,5 persen.
"Dengan konsumsi yang menguat kita harapkan ekonomi Jatim tumbuh sekitar 4,7 hingga 5,5 persen di 2024, dengan laju inflasi yang kita harapkan tetap dalam koridor target 2,5 (inflasi) plus minus 1 persen, di sepanjang 2024," katanya.
Dikatakannya, daerah Jawa Timur memiliki perputaran ekonomi yang besar dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya.
Baca juga:
Posnu dan KPU Jatim Sosialisasi Pilkada di Surabaya, Tingkatkan Partisipas Gen Z
"Otomatis untuk persiapan Pilkada-nya lebih besar, dari sisi demand-nya juga kelihatannya akan cukup kuat, karena merupakan daerah kunci juga, Jawa Timur prediksinya akan membaik konsumsinya," katanya.
Dicontohkannya, peningkatan konsumsi masyarakat saat Pilkada 2024 seperti adanya bantuan sosial dalam bentuk beras. Diharapkan, stok beras di Jawa Timur mencukupi untuk kebutuhan Pilkada 2024.
"Pilkada pada dasarnya mendorong konsumsi, permintaannya naik terutama seperti pada Pilpres kita lihat banyak para kontestan itu beli beras untuk bantuan sosial atau apapun itu. Untuk mengantisipasi itu sebenarnya masa panen mudah-mudahan mencukupi," jelasnya.
Namun, dia juga mengingatkan bahwa konflik geopolitik antara Iran dan Israel telah berdampak pada beberapa hal. Seperti naiknya harga minyak dan harga tukar dollar ke rupiah juga melemah.
Baca juga:
Penjual Terang Bulan di Sidoarjo Jatuh Cinta pada Luluk Nur Hamidah, Ciyee...
"Di satu sisi harga minyak yang meningkat itu akan mendorong harga BBM juga akan meningkat, terus ditambah lagi dengan pelemahan nilai tukar rupiah," katanya.
Menurutnya, masyarakat dengan kondisi perekonomian global yang melemah jangan berharap besar terhadap kegiatan ekspor, meski masih potensial untuk tumbuh.
Tetapi, diharapkan dengan menggeliatkan ekonomi domestik yang ditopang tingginya konsumsi masyarakat dan pertumbuhan investasi dalam negeri.
"Kita berharap Amerika itu masih cukup kuat meskipun mitra dagang utama kita, Jepang dan Tiongkok itu melemah, tapi kita juga berharap di Asean, karena Asean masih meningkat tumbuhnya di 2024, jadi kita masih potensial tapi tidak bisa banyak berharap," katanya.