Pixel Codejatimnow.com

Surabaya Terpilih Masuk Nominasi Guangzhou Award 2018, Ini Kata Risma

Editor : Edwin Fajerial  
Wali Kota Risma saat pra kongres UCLG Asia Pasific ke-7 di Gedung Dyandra Convention Hall, Rabu, (12/9/2018).
Wali Kota Risma saat pra kongres UCLG Asia Pasific ke-7 di Gedung Dyandra Convention Hall, Rabu, (12/9/2018).

jatimnow.com - Kota Surabaya kembali terpilih dalam nominasi Guangzhou award tahun 2018.

Agenda internasional tersebut sudah diikuti Surabaya sebanyak 3 kali, namun gagal meraih penghargaan itu.

Keikutsertaan untuk keempat kalinya membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismahrini optimis, Kota Pahlawan mampu meraih penghargaan tersebut.

“Semoga yang keempat ini bisa menang,” ujarnya diiringi tepuk tangan dari peserta saat menjadi pembicara dalam acara pra kongres UCLG Asia Pasific ke-7 di Gedung Dyandra Convention Hall, Rabu, (12/9/2018).

Dalam rilis yang diterima jatimnow.com, Risma menegaskan Surabaya selalu ikuti berbagai macam perlombaan level lokal maupun internasional.

Saat ikut lomba itulah, dia selalu menekankan kepada seluruh pegawai negeri Pemkot dan warga bahwa penghargaan bukanlah yang utama.

"Justru tujuan utama kita adalah mensejahterakan warga Surabaya agar hidup lebih baik ke depannya," ujarnya di sela-sela sambutan.

Dia mengakui sebenarnya hubungan kerjasama antara Kota Surabaya dengan Kota Guangzhou, Cina sudah terjalin sejak lama.

“Kurang lebih saat saya masih menjabat sebagai Kepala Dinas Bina Program tahun 2002,” ungkapnya.

Nicholas You selaku Director of Guangzhou Institute for Urban Innovation mengatakan alasan terpilihnya Surabaya dalam nominasi Guangzhou Award.

Menurutnya, Surabaya dianggap memiliki inisiatif yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang kemudian menjadi gerakan sosial. 

Hal ini bisa menjadi contoh untuk negara lain dan itu tidak dapat disepelekan.

Nicholas mencontohkan, pembayaran transportasi umum menggunakan botol plastik kosong.

Baca juga:
Pemkot Surabaya Wacanakan Proyek East Ring Road, Koneksi Cepat Juanda-Perak

Selain itu, inisiatif pengelolaan limbah di Surabaya telah mendapatkan kepemilikan dan pembelian yang luas, sangat kreatif dan didasarkan pada model bisnis yang murah serta berkelanjutan secara keuangan.

“Meskipun populasi berkembang, jumlah limbah yang dihasilkan semakin berkurang,” terangnya.

Lebih lanjut, komitmen yang kuat untuk mengadopsi praktik terbaik dan teknologi internasional dalam menciptakan sistem pengelolaan.

Pemantauan dan pelaporan limbah yang berkelanjutan secara ekonomi.

“Hal itu yang membuat Komite Teknis terkesan oleh efektivitas, kreativitas dan inisiatif Kota Surabaya dan itu sudah dibuktikan secara nyata,” sambung Nicholas.

Menurut Nicholas, Surabaya sudah layak disebut sebagai kota berkelanjutan.

Baca juga:
TRS dan THR Surabaya Diwacanakan Jadi Tempat Konser Berskala Internasional

Hal itu dibuktikan dengan sistem pengelolaan limbah partisipatif yang menjadi titik awal untuk menjadi kota yang lebih berkelanjutan.

Pengelolaan limbah yang efektif, kata Nicholas, membutuhkan pengurangan konsumsi, peningkatan penggunaan kembali dan daur ulang dan disiplin.

“Ini adalah indikator kunci dari perubahan perilaku. Mungkin salah satu bahan terpenting untuk memperkenalkan perubahan di sektor lain seperti transportasi dan mobilitas, energi, keselamatan dan nutrisi,” tandasnya.

Nantinya, Indonesia akan bersaing dengan 14 kota untuk mendapatkan Guangzhao award diantaranya, Brusells Belgia, Dangbo Benin, Federal Distric Brazil, Vaudreuil-Dorion Canada, Vancouver Canada, Guangzhou, China, Nanning China, Bogota Colombia, Curridabat Colombia, Senftenberg Germany, Isfahan Iran, Hong Kong China, Eliat Israel, Kfar Saba, Israel dan Bologna Italia.

“Kota-kota terpilih akan diundang ke Guangzhou pada awal Desember dan juri akan memutuskan pemenang berdasarkan presentasi serta aplikasi tertulis yang telah diajukan setiap kota,” tutup Nicholas.