Pixel Codejatimnow.com

Superblok Akan Muncul Lagi di Kawasan Surabaya Barat

Editor : Edwin Fajerial  Reporter : Jajeli Rois
Mario Eduardo, Section Head Wisata Bukit Mas (WBM)/Jajeli Rois
Mario Eduardo, Section Head Wisata Bukit Mas (WBM)/Jajeli Rois

jatimnow.com - Kawasan Surabaya barat saat ini banyak superblok dari berbagai developer property besar seperti, dari Ciputra, Pakuwon Jati, Intiland, Bukit Darmo. 

Rencananya, Sinarmas Land, salah satu developer besar di Indonesia juga berancang-ancang akan membangun superblok di kawasan Surabaya barat.

Superblok tersebut akan dibangun kawasan Wisata Bukit Mas (WBM) di wilayah Lakarsantri, Surabaya.

WBM merupakan perusahaan di group Sinarmas Land.

"Kami sudah menyiapkan lahan sekitar 10 hektar untuk superblok," kata Mario Eduardo, Section Head Wisata Bukit Mas (WBM), Minggu (16/9/2018).

Ia menerangkan, superblok tersebut terdiri dari apartemen dan area komersial.

Superblok tersebut berada di kawasan perumahan elit WBM.

Pangsa pasar superblok tersebut adalah kelas premium.

Mario mengatakan, pihaknya masih belum tahu kapan pembangunan superblok di WBM itu dimulai, karena masih menunggu kabar dari (Sinarmas Land) Jakarta.

"Teknis detail proyeknya masih menunggu dari Jakarta," tuturnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga masih melihat situasi pasar.

Apalagi, tahun 2018-2019 adalah tahun politik.

Baca juga:
Intiland Incar Target Penjualan Melalui FunFair

Di kawasan Surabaya barat itu dikenal sebagai wilayah macet, terutama saat jam berangkat kerja, maupun pulang kantor.

Meski demikian, WBM tetap optimis superblok tersebut akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Apalagi, Pemerintah Kota Surabaya berencana membangun Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB).

Jalur tersebut juga akan melewati proyek superblok di WBM.

"Kami optimis, karena superblok di WBM ini memiliki investasi yang tinggi dan menguntungkan. Jika JLLB itu sudah selesai, harga properti juga akan terdongkrak naik berlipat-lipat," terangnya.

Managing Director President Officer Sinarmas Land, Dhony Rahajoe menambahkan, meski kondisi rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, tidak terlalu berpengaruh di sektor properti.

Baca juga:
Intiland Kembangkan TOD Terpadu di Talaga Bestari Tangerang

"Memang ada material yang terpengaruh dolar Amerika seperti besi, tapi jumlahnya tidak banyak. Sebagian besar proyek kami menggunakan material lokal," tuturnya.

Ditanya kenapa membangun superblok di kawasan Surabaya barat, yang saat ini sudah banyak bermunculan dari berbagai pengembang.

Kata Dhony, di kalangan developer tidak ada persaingan yang saling menjegal.

"Justru kami bersatu dan saling mendukung," jelasnya.