jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten Jombang terus berupaya untuk meningkatkan produksi durian bido. Pihaknya juga ingin komoditas pertanian unggulan Wonosalam ini bisa dikenal masyarakat lebih luas.
Akhir pekan lalu, Pemerintah Kabupaten Jombang, bersama Pondok Pesantren (Popes) Bhakti Bapak Emak dan Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya menggelar pemecahan rekor muri sambung dini durian lokal bido. Mereka pun sukses mencatat sambung dini terbanyak dengan 2024 bibit.
Pj Bupati Jombang Sugiat S.Sos., M.Psi.T mengapresiasi positif upaya dalam rangka pelestarian plasma nutfah Durian Bido, yang melibatkan mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, santri/santriwati Ponpes Bhakti Bapak Emak Kecamatan Bareng, serta poktan dan gapoktan Kecamatan Bareng dan Wonosalam ini.
"Saya sangat mengapresiasi inisiatif dari Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak yang bekerja sama dengan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan Pemerintah Kabupaten Jombang bersama masyarakat," tutur Pj Bupati Jombang, seperti dilansir jatimnow.com melalui laman resmi Pemkab Jombang, pada Jumat (31/5/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya Pemerintah Kabupaten Jombang dalam pengembangan komoditas unggulan daerah yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian, yaitu durian bido Wonosalam, serta sebagai upaya perwujudan sinergitas antara akademisi dengan masyarakat petani durian.
Disampaikan oleh Pj Bupati Jombang bahwa proses sambung dini durian bido Wonosalam telah dilaksanakan sejak bulan Februari tahun 2024 dengan melibatkan mahasiswa UWK sebagai upaya pelestarian komoditas unggulan Kabupaten Jombang.
Harapannya, dengan memperbanyak sambung dini durian bido Wonosalam ini, dapat meningkatkan produksi durian bido serta durian bido digemari masyarakat luas, tidak hanya di lingkup Kecamatan Wonosalam.
Baca juga:
Pj Bupati Jombang Sugiat Kawal Gerakan Bangga Produk Lokal
"Ke depan, saya harap bukan hanya komoditas durian, tetapi masih banyak komoditas unggulan lokal Jombang yang layak untuk dikembangkan, seperti kopi excelsa, jambu gondangmanis, tembakau pie, dan lain-lain", tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Ir. Much. Rony, MM., menyampaikan bahwa secara data statistik pada tahun 2023, potensi durian di Kabupaten Jombang mencapai 199.582 pohon, di antaranya Durian Wonosalam sebanyak 193.582 pohon, dengan potensi panen total mencapai 114.496 pohon, yang menghasilkan setara dengan 59.495 kwintal per tahun.
"Durian yang dikembangkan sebagai unggulan lokal Wonosalam yaitu durian bido, yang telah didaftarkan sebagai varietas unggul Kabupaten Jombang. Hal ini tertera pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 340/KPTS/SR.120/5/2006 tentang Pelepasan Durian Bido Wonosalam sebagai varietas unggul, pada tanggal 4 Mei 2006", jelasnya.
"Pelepasan varietas ini adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu varietas hasil pemuliaan di dalam negeri atau introduksi dari luar negeri yang menyatakan bahwa varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat diedarkan,” tuturnya.
Baca juga:
Pj Bupati Jombang Ajak Petani Tembakau di Kabuh Kembangkan Kawasan Industri Sigaret
Dalam rangka mengembangkan populasi durian bido Wonosalam, sejak tahun 2012 telah dilaksanakan Topworking Durian sebanyak 10.577 pohon yang didukung oleh komunitas pegiat durian, tim Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wonosalam, dan Asosiasi Komoditas (Askom) Wonosalam.
"Dan harapannya dengan kegiatan kolaborasi ini, bibit durian bido yang legend ini dirawat dengan baik, tumbuh dengan baik, dan dikawal terus proses penyebarannya", pungkas Rony yang juga alumni UWK.
Perlu diketahui bahwa Teknik Topworking adalah menyambung atau okulasi batang bawah tanaman dengan entres baru dari bibit yang berkualitas unggul. Dengan begitu, pohon durian yang ada tidak perlu ditebang untuk digantikan dengan pohon baru.