Pixel Code jatimnow.com

Pandai Besi Milenial di Kota Malang Kebanjiran Pesanan Jelang Idul Adha

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Gerhana
Muhammad Alan, pandai besi sedang menggarap di bengkel kerjanya, Jalan Binor Bawah 8 B RT 10 RW 14 Kecamatan Blimbing, Kota Malang. (Foto: Gerhana/jatimnow.com)
Muhammad Alan, pandai besi sedang menggarap di bengkel kerjanya, Jalan Binor Bawah 8 B RT 10 RW 14 Kecamatan Blimbing, Kota Malang. (Foto: Gerhana/jatimnow.com)

jatimnow.com - Saat ini sudah jarang ditemui seorang pandai besi tradisional di Kota Malang. Apalagi usianya yang masih tergolong muda. Namun, generasi milenial bernama Muhammad Alan terlihat terampil menempa besi secara tradisional di bengkel kerjanya, Jalan Binor Bawah 8 B RT 10 RW 14 Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Pemuda berusia 21 tahun itu sedang sibuk membuat pisau potong hewan kurban. Dirinya merupakan generasi kelima dari keluarganya yang merupakan pandai besi.

"Jadi, mbah buyut lalu ke mbah lalu ke bapak saya, dan sekarang saya yang meneruskan. Saya belajarnya mulai usia 11 tahun," kata Alan, Selasa (11/6/2024).

Dirinya merasa tertarik untuk menjadi pandai besi setelah melihat keluarganya yang mahir membuat perkakas.

Alan mengatakan tidak mudah untuk menempa besi menjadi suatu perkakas. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang cukup serta keahlian mumpuni.

Untuk proses pembuatan satu perkakas yakni, lempengan besi itu dipanaskan hingga merah menyala. Setelah panas, kemudian ditempa berulang-ulang, dikikir dan diluruskan.

"Setelah itu digerinda dan dihaluskan, kemudian digerinda lagi hingga kilap," kata alumnus SMK Kesehatan, Adi Husada Kota Malang.

Alan kedepan juga masih ingin terus mempertahankan profesi sebagai pandai besi tersebut.

Pasalnya, keahlian yang dimilikinya saat ini semakin lama tergerus dengan era modernisasi dan sedikit generasi penerusnya.

"Untuk saat ini dan kedepannya, masih belum terpikir mencari pekerjaan lainnya. Masih fokus ke pandai besi, apalagi ini usaha turun temurun, sayang kalau tidak diteruskan," katanya.

Baca juga:
Pandai Besi di Banyuwangi Ungkap Rahasian Mampu Bertahan 35 Tahun

Jelang Idul Adha 2024, Alan saat ini kebanjiran pesanan pembuatan pisau potong hewan kurban. Dia rata-rata sehari saat ini mampu membuat 5 golok, atau tergantung pesanan.

Alan juga merasa kewalahan dengan pesanan yang ada saat ini. Dia terkadang dibantu oleh kakek dan satu orang kawannya.

"Namun, karena musim Idul Adha, sekarang pesanan rata-rata untuk pembuatan pisau sembelih, pisau sayat kulit dan daging," katanya.

Sedangkan saat musim kemarau, rata-rata pesanan seperti cangkul, arit dan alat pertukangan. Kemudian, saat musim hujan pesanan seperti ganco dan arit.

Berbagai perkakas buatannya, yaitu mulai pisau potong, celurit, golok, dan cangkul. Rata-rata perkakas yang dijual dengan harga Rp50 ribu hingga Rp400 ribu.

Baca juga:
PKS Jatim Sebar 200 Ribu Paket Daging di Momen Idul Adha 2024

Alan menjamin, ketajaman perkakasnya tahan lama dan tidak mudah bengkok.

"Untuk konsumen atau pemesan, bukan hanya dari wilayah Malang Raya saja, melainkan juga Jakarta dan Surabaya," katanya.

Alan juga menerima servis perkakas besi. Untuk harga jasa servisnya antara Rp25 ribu hingga Rp50 ribu, atau tergantung jenis kerusakan.

"Kalau untuk perbaikan, biasanya konsumen minta untuk ditajamkan ulang," ujarnya.