jatimnow.com - BTPN Syariah terus berupaya meningkatkan taraf hidup masyarakat rentan di pelosok Lamongan. Komitmen itu dijalankan melalui Program Tepat Pembiayaan, dalam hal ini BTPN menyasar segmen ibu rumah tangga.
BTPN menawarkan berbagai kemudahan, seperti pinjaman tanpa jaminan, layanan tatap muka rutin, suku bunga rasional, tabungan, hingga pendampingan usaha.
Dalam praktiknya, program ini tidak membebani para nasabah dalam tiap transaksinya. Nasabah dikumpulkan dalam satu kelompok beranggotakan minimal 5 orang dan program dijalankan secara konvesional atau pertemuan rutin tiap 2 minggu sekali.
Seperti yang tampak di Sentra Pulo, Dusun Pulo, Desa Sumber Agung, Kecamatan Modo. Ada sejak 2011 silam, kelompok yang kini berisi 21 nasabah ini masih bertahan bahkan terus berkembang.
"Dulu awalnya cuma 6 orang 2011. Sekarang banyak yang ikut karena banyak kemudahan yang ditawarkan BTPN," ungkap Siti, Ketua Sentra Pulo, Selasa (18/6/2026).
Siti mengaku, BTPN memberi banyak kemudahan pembiyaan untuk modal usaha. Rata-rata, nadabah dalam Sentra Pulo mengambil pinjaman untuk keperluan modal tanam padi atau tembakau.
"Prosesnya cepat, terus juga ada pertemuan rutin jadi petugas BTPN hadir langsung saat rutinan tersebut jadi kami nggak bingung," ujarnya.
Baca juga:
Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
Senada, Kades Sumber Agung, Sinto mengaku terbantu dengan hadirnya BTPN yang diikuti warganya. Menurutnya, program BTPN hadir saat masa krusial jelang musim tanam.
"Karena sasaranya ibu rumah tangga tentu sangat membantu, selain untuk pegangan juga bisa menjadi upaya pengembangan usaha warga," tutur Sinto.
Sementara itu, Kepala Pembiayaan area Lamongan, Priyono mengatakan bahwasanya program ini telah menyasar 2.080 sentra/kelompok dengan nasabah aktif 25 ribu.
Baca juga:
Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
"Jadi kita memang menyasar masyarakat ultra mikro atau pra sejahtera dan segmenya ibu rumah tangga, karena misinya untuk meningkatkan kualitas hidup jadi nadabah kita dampingi untuk bisa berkembang," ujarnya.
Priyono menyebut indeks pengembangan masyarakat pra sejahtera ini konsern dilakukan. Nasabah diedukasi untuk memiliki kecakapan mengelola keuangan.
"BTPN Syariah sejak awal memiliki kualifikasi bahwa nasabah harus berkembang, semisal saat bergabung kita lihat bagaimana kondisi rumahnya, kita pantau apakah dalam 3 tahun bisa memiliki rumah yang layak huni dengan pembiayaan dan pendampingan dari kita," katanya.