jatimnow.com - Di bulan Juli 2024 ini, sepanjang hari beberapa wilayah Jawa Timur masih diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Padahal, seharusnya telah memasuki musim kemarau.
Siklus ini menambah durasi musim hujan di Jawa Timur semakin panjang. Fenomena kali ini nyaris sama dengan kemarau 2023 lalu, dimana peralihan musim kemarau ke penghujan terjadi secara terlambat.
Selain Jawa Timur, beberapa wilayah juga diprediksi mengalami hal yang sama. Diantaranya Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Aceh hingga Riau dan Kepulauan Riau.
Kepala BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto mengungkapkan, fenomena ini terjadi karena beberapa faktor. Namun untuk Jatim sendiri, ada beberapa dinamika atmosfer yang terjadi karena Fase La Nina.
"Untuk saat ini secara umum wilayah Jawa Timur memasuki musim kemarau, namun karena adanya pengaruh beberapa faktor dinamika atmosfer seperti fenomena La Nina," ujar Ady, Senin (8/7/2024).
Baca juga:
Prakiraan Cuaca Surabaya 16 Februari: Hujan Semalam Suntuk
Fenomena tersebut, nampaknya berpengaruh pada Madden Julian Oscillation (MJO) di permukaan langit. MJO adalah suatu gelombang atau osilasi non seasonal yang terjadi di lapisan troposfer yang bergerak dari barat ke timur dengan periode osilasi kurang lebih 30-60 hari.
"Pengaruh MJO serta Gelombang Rosby dan Kelvin yang terjadi menyebabkan pasokan uap air di atmosfer masih cukup signifikan," jelas Ady.
Baca juga:
Prakiraan Cuaca di Jawa Timur Hari Ini 20 Januari 2024: Siang Surabaya Hujan
Fenomena inilah yang membuat seakan musim hujan di Jawa Timur semakin panjang. Karena pada kondisi ini, wilayah yang dilaluinya akan mengalami kondisi anomali curah hujan.
"Untuk fenomena La Nina sendiri diperkirakan sampai bulan September," tandas Ady.
URL : https://jatimnow.com/baca-69703-jatim-masih-hujan-di-musim-kemarau-begini-penjelasan-bmkg