Pixel Code jatimnow.com

Terancam Gagal Panen, Puluhan Petani Demo Proyek Jalan Lingkar Utara Lamongan

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Petani saat mendemo proyek JLU Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Petani saat mendemo proyek JLU Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatinow.com - Puluhan petani di Kecamatan Deket menggelar aksi demo di proyek Jalan Lingkar Utara (JLU) Lamongan. Mereka mengeluhkan suplai air untuk kebutuhan pertanian berkurang akibat dampak pembangunan proyek JLU.

Petani mengkhawatirkan bila kondisi berlanjut, tanaman padi yang sudah berusia 65 sampai 70 hari tersebut mengalami gagal panen akibat kekurangan air, mengingat saat ini petani juga tengah dihadapkan dengan musim kemarau.

Amarah petani dipicu karena aliran air untuk kebutuhan pertanian terhambat sebab jembatan sementara yang dibangun berada di atas Kali Deket.

Mereka menganggap jembatan yang dibangun dengan material kontainer baja tersebut menghambat aliran air sehingga suplai berkurang.

Demo ini diikuti elemen kepala desa, sampai Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) setempat. Mereka menuntut agar pelaksana proyek JLU mencari solusi atas masalah yang dihadapi petani.

"Suplai air pertanian berkurang karena terhambat jembatan sementara itu, jadi ada ratusan hektar lahan di beberapa desa yang terdampak masalah air ini," kata Kades Deket Wetan, Kusbianto, Jumat (19/7/2024).

Wilayah terdampak tersebut di antaranya Desa Rejosari, Deket Wetan, Deket Kulon, Pandanpancur, Sidorejo, Tambakrigadung, kemudian Jetis, Sidokumpul. Kusdianto menyebut bahwa ada 30 hektar lahan yang sudah mengalami gagal panen.

Baca juga:
Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya

"Sudah ada yang gagal panen sekitar 30 hektar, tapi dengan pertemuan ini semua sudah jelas, pihak JLU bersedia membantu dan bulan depan saya optimis hasil penan di wilayah Deket melimpah," kata Ketua AKD Kecamatan Deket tersebut.

Sebenarnya persoalan ini sudah teratasi dengan pemasangan pompa air di jembatan sementara dan pemberian BBM solar ke para petani, namun tidak berjalan berkelanjutan karena kurang komunikasi.

Sementara itu, pihak penyedia jasa proyek JLU PT.Jaya Kontruksi, Roy Herman mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya mencari solusi agar persoalan ini bisa teratasi.

"Pompa yang dipasang itu untuk mengalirkan bukan untuk memperbesar debit air, harus kita pahami, percuma kalau jumlah pompanya banyak tapi debit airnya kecil. Maka dari itu diselaraskan saya nanti dengan pihak Dinas Sumber Daya Air akan mencari solusi agar bisa memenuhi permintaan petani," ungkap Roy Herman.

Baca juga:
Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak

Roy menjamin bahwa jalannya pembangunan proyek JLU tidak berdampak pada keberlangsungan pertanian wilayah sekitar.

"Sekali lagi kami secara tekhnis, tetap harus koordinasi karena ini wilayah kerja SDA. Tentu nanti disesuaikan, untuk hari ini sampai waktu panen 20 sampai 25 hari kedepan bisa lancar dan tidak ada gangguan saat panen nanti," tegasnya.