Pixel Code jatimnow.com

Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Sugianto
Hari Krida bersamaan diluncurkannya J-Sultan (Foto: Sugianto/jatimnow.com)
Hari Krida bersamaan diluncurkannya J-Sultan (Foto: Sugianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bertepatan dengan Hari Krida Pertanian ke-52, Pemerintah meluncurkan Jember Silaturahmi dan Solusi Tani (J-Sultan), untuk meningkatkan pertanian dan lain sebagainya.

Bupati Jember Hendy Siswanto, usai menghadiri kegiatan tersebut di Pabrik Pupuk Si-Jempol, menyampaikan, peringatan Hari Krida Pertanian ini menjadi momentum untuk mengenang jasa petani terdahulu.

"Sudah semestinya berupaya meregenerasi petani-petani milenial. Sebab, saat ini ada kecenderungan pemuda enggan menjadi petani dengan alasan yang beragam," katanya, Sabtu (10/8/224).

Bupati menyebut, esensi Hari Krida Pertanian itu, yakni berupaya memajukan pertanian di Jember, termasuk peningkatan produksi hasil pertanian hingga akses pasar.

Maka dari itu, dibutuhkanlah suatu wadah musyawarah untuk petani dengan harapan para petani bisa saling berdiskusi, yakni J-Sultan yang diharapkan jadi tempat untuk mengisi kekurangan.

“Disini tidak hanya meningkatkan produksi dan biaya produksi, yang paling penting adalah ada pembeli dan harga menguntungkan petani,” ungkapnya.

Baca juga:
Pjs Bupati Jember Sambut Wakil Kedubes Amerika dan Eropa Peserta Fam Trip

Sementara, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Perkebunan (DTPHP) Jember Imam Sudarmaji mengatakan, Pemkab Jember sengaja meluncurkan J-Sultan untuk menjadi wadah 1.700 kelompok tani dari 248 Gapoktan.

"Setiap pertemuan itu, nanti akan ada petugas pertanian yang akan memberikan edukasi dan pelatihan," bebernya.

Sedangkan untuk di Jember, selain permasalahan pupuk, juga turunnya harga gabah di musim panen. Mengatasi persoalan tersebut adalah hilirisasi produk pertanian.

Baca juga:
Pjs Bupati Jember Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi

Di samping itu juga dibutuhkan Kelompok Wanita Tani (KWT) dan petani milenial. Karena persoalan pertanian saat ini bisa diatasi melalui semangat kolaborasi antar petani, petani milenial, dan wanita tani.

“Harapannya ada kebersamaan. Selain dapat meningkatkan pendapatan juga akan berdampak pada pengurangan pengangguran, serta mengurangi angka kemiskinan,” terang Imam.