Pixel Code jatimnow.com

Rakor di Kota Batu, Kementan Dorong Peningkatan Produktivitas Padi lewat UPJA

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Gerhana
Sawah atau pertanian padi di Kota Batu, Jawa Timur.  (Foto : Gerhana/jatimnow.com)
Sawah atau pertanian padi di Kota Batu, Jawa Timur. (Foto : Gerhana/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mendorong para petani di Indonesia melalui pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) menuju profesional dan mandiri. Saat ini daerah yang tengah dijajaki yakni Indramayu, Jawa Barat dan Ngawi, Jawa Timur.

Pengembangan usaha tersebut merupakan bagian dari program nasional yakni Indonesian Millenial for Modern Agriculture Corporation (IMMACo). Kementan sedang mendorong upaya peningkatan produktivitas padi nasional.

Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan, Sam Herodian mengatakan, pengembangan UPJA tidak mengambil alih kepemilikan usaha yang telah ada melainkan pengelolaan usaha yang lebih profesional dan mandiri dengan berbasis korporasi.

UPJA sendiri merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha agribisnis berbasis usaha tani tanaman pangan, khususnya padi sawah melalui jasa (sewa) alat dan mesin pertanian (alsintan).

Adanya UPJA diharapkan dapat memperluas lahan yang dapat dibantu, peningkatan produksi padi serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani setempat.

"Korelasinya, karena saat ini Kementerian Pertanian sedang menggelorakan target swasembada pangan hingga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2029," kata Sam Herodian, Minggu (25/8/2024).

Dikatakannya, rapat koordinasi progress pengembangan program nasional itu dilakukan di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP), Kota Batu, Jawa Timur pada Jumat (23/8/24).

Daerah Indramayu disasar program IMMACo karena memiliki potensi UPJA untuk dikembangkan. Selain itu, memiliki potensi luas lahan dalam satu hamparan di beberapa kecamatan yang bersebelahan lebih dari 10.000 hektar.

"Kita akan maksimalkan itu, begitu juga di Ngawi, di Kabupaten Ngawi berdasarkan identifikasi dan potensi wilayah, calon lokasi untuk Program IMMACo meliputi 5 kecamatan yaitu Kecamatan Bringin, Geneng, Karanganyar, Kendal dan Kwadungan," katanya.

Baca juga:
Jadi Unggulan , 5 Varietas Durian Merah Banyuwangi Terdaftar di Kementan

Rakor dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Ngawi juga sudah dilakukan beberapa waktu lalu.

Hasilnya, untuk target pengembangan korporasi petani akan melibatkan mahasiswa, alumni dan juga petani milenial. Peran mereka di lapangan meliputi pendampingan pengembangan korporasi IMMACo, pengawalan pemanfaatan program dan bantuan pemerintah, dan pelaporan aktivitas harian, mingguan dan bulanan.

"SDM pertanian yang akan berperan dalam pendampingan UPJA diantaranya Mahasiswa Polbangtan dan PEPI , Siswa SMKPP Kementan/ Kemendikbud- ristek, Alumni, serta Petani Milenial," katanya.

Sebagai informasi, IMMACo merupakan program inisiatif Kementan untuk memperluas lahan produktif padi dengan mengintegrasikan sub sektor terkait dalam rangka mewujudkan Swasembada dan Lumbung Pangan Dunia tahun 2029.

IMMACo merupakan kegiatan pertanian yang dikelola secara bisnis berbasis korporasi mulai dari hulu hingga hilir. Bisnis di kelola oleh milenial dengan penggunaan input produksi yang optimal serta mengimplementasikan teknologi modern dan standar budaya optimal. Diharapkan dalam kurun waktu 3 tahun, bisnis tersebut sudah mandiri sehingga bisa dilepas.

Baca juga:
Bank Jatim Dukung Kementerian Pertanian Melalui Program TANI AKUR

"Keberhasilan program strategis nasional dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian hingga menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2029 akan meningkatkan bergaining position bagi Indonesia, sehingga perlu dukungan dan kolaborasi dengan berbagai Kementerian atau Lembaga lain," ungkapnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widhi Arsanti menyampaikan, selain Indramayu dan Ngawi, juga telah dilaksanakan identifikasi lapangan oleh tim IMMACo di wilayah Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Papua Selatan. Serta, daerah lain di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Identifikasi meliputi data lokasi, kecamatan, luasan, jumlah poktan, gapoktan, anggota poktan, keragaman alsintan di UPJA, Brigade Dinas, Brikade Kodim, Penggilan padi, kondisi alsintan, offtaker dan kelembagaan UPJA .

"BPPSDMP akan melaksanakan dan mengawal program ini dengan sebaik baiknya," katanya.