Pixel Code jatimnow.com

Potensi Longsor Tinggi, PVMBG dan BPBD Ponorogo Pasang LEWS

Editor : Yanuar D   Reporter : Ahmad Fauzani
Pemasangan LEWS di Ponorogo oleh PVMBG dan BPBD. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Pemasangan LEWS di Ponorogo oleh PVMBG dan BPBD. (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai memasang Landslide Early Warning System (LEWS), alat pendeteksi dini longsor. Pemasangan dimulai pada Selasa (10/9/2024) dan akan berlangsung hingga Jumat (13/9/2024) mendatang.

Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun menjelaskan bahwa Ponorogo termasuk wilayah dengan potensi longsor yang tinggi. Dari 21 kecamatan, beberapa kecamatan seperti Slahung, Pudak, Pulung, Sawoo, dan Ngebel memiliki risiko longsor yang signifikan.

"Tahun 2024, PVMBG memasang enam stasiun LEWS untuk memantau gerakan tanah di wilayah tersebut," ujar Masun. 

Enam stasiun LEWS ini dipasang di beberapa titik, yakni 2 titik di Desa Sriti, Kecamatan Sawoo, 2 titik di Desa Tempuran, Kecamatan Sawoo, 1 titik di Desa Bekiring, Kecamatan Pulung, 1 titik di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung

Baca juga:
Pikap Muat Barang Elektronik di Ponorogo Terguling Lalu Ditabrak Motor, 2 Orang Terluka

Pemilihan lokasi pemasangan berdasarkan potensi dampak longsor bagi warga, dengan prioritas pada daerah dengan risiko tertinggi. 

“Survei juga dilakukan di beberapa lokasi lain seperti Desa Banaran, Kecamatan Pulung dan Desa Talun, Kecamatan Ngebel, namun hanya empat desa yang dipilih untuk pemasangan LEWS,” tegasnya.

Baca juga:
Terdampak Kekeringan, Pemdes Sriti Ponorogo Suplai Air Bersih Secara Mandiri

LEWS dilengkapi sensor untuk mendeteksi pergeseran tanah dan curah hujan, yang memungkinkan warga mendapat peringatan dini dan bersiap mengungsi jika terjadi bahaya. 

“Data yang dikumpulkan akan dikirimkan dari stasiun lapangan ke PVMBG menggunakan teknologi Internet of Things (IoT),” pungkasnya.