jatimnow.com - Situs peninggalan perang Jepang yang ada di Desa Cakru, Kecamatan Kencong, Jember, kini dijadikan destinasi wisata sejarah.
Bupati Jember Hendy Siswanto meresmikan langsung 7 bangunan yang dijadikan destinasi wisata sejarah peninggalan perang Jepang, Kamis (12/9/2024).
"Kita meresmikan situs peninggalan perang Jepang, ada 7 bangunan situs," kata Bupati Hendy.
Selama 5 jam berada di Desa Cakru, Bupati disuguhkan dengan 7 bangunan sejarah, budaya, macam-macam makanan khas Jember seperti singkong kuning dan sebagainya.
"Tolong ini dirangkai menjadi tujuan wisata. Saya berpesan, yang harus dilakukan pemilik lahan yang ada situsnya dijaga. Atas nama Pemkab Jember menyampaikan terima kasih karena bangunan Jepang ini tetap dipertahankan," ucapnya.
"Lahan ini harus difungsikan sebagai cagar budaya, jadi bangunan tidak boleh dirusak, tetap seperti itu," sambungnya.
Bupati meminta kepada pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), untuk melakukan manajemen yang bagus dan juga buatkan paket kunjungan wisata ke Desa Cakru.
Baca juga:
World Cleanup Day, Masyarakat Jember Bersih-bersih Sampah Pantai Pancer
Bupati menyarankan, kalau sudah banyak wisatawan atau pengunjung, penjual makanan yang tadi disajikan bisa dipindah ke sekitar situs wisata jualannya.
"Jadi kopi andalan yang disajikan, dengan cangkir spesial, ada makanan, singkong kuning dan sebagainya. Jadi mengajak wisatawan berpikir ke tahun zaman perang atau penjajahan selama di sini," sarannya.
"Bahkan kalau perlu, sediakan tempat wisatawan untuk menggambar situs sejarah yang ada ini. Bila perlu ajari mereka cara menggambar," tandas Hendy.
Baca juga:
Antisipasi Potensi Bencana Megathrush di Pesisir Pantai, BPBD Jember Gelar FGD
Bupati juga meminta, agar setiap situs ini diberi nama dan cerita singkat sejarahnya. Jadi pengunjung bisa tahu, arti dan manfaat bangunan ini berdiri.
"Beri tulisan di dalam gedung, agar tahu wisatawan ini gedung apa," pintanya.
Bupati berharap, wisatawan yang datang destinasi wisata ini betah dan merasa nyaman.
"Ini kan ada 7 bangunan situs, bagaimana menahan wisatawan yang masuk kesini tdiak pulang, minimal 5 jam kayak saya," harapnya.