jatimnow.com - Penerbangan pesawat Jember - Sumenep dari Bandar Udara (Bandara) Notohadinegoro, sepi penumpang. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jember Agus Wijaya mengakui, okupansi penumpang pesawat perintis itu hanya sedikit di atas 50 persen.
Meski demikian, menurut Agus penerbangan dari Bandara Notohadinegoro ini masih lebih baik dibandingkan Sumenep yang hanya di bawah 50 persen.
"Masih di atas 50 persen, artinya 57 persen hingga 60 persen. Dibandingkan dengan Sumenep, yang hanya dibawah 50 persen," sebut Agus di sela-sela kegiatan Peringatan Hari Perhubungan Nasional, Selasa (17/9/2024).
"Artinya, hari Selasa dan Rabu masih kategori baik. Tetapi semua yang punya hak menilai dari pemerintah pusat," sambungnya.
Baca juga:
Rute Penerbangan Jember-Surabaya Dibuka, Asa Peluang Investasi Bergairah
Menurut Agus, untuk Bandara Notohadinegoro sampai tahun 2024 masih dalam ketegori berkembang.
“Artinya tetap, kita dapat bantuan dari pemerintah pusat. Untuk penerbangan Jember - Sumenep maupun Sumenep Jember," jelasnya.
Baca juga:
Gunung Agung di Bali Erupsi, Bandara Noto Hadinegoro Jember Ditutup
Diketahui, hanya ada satu penerbangan dari Bandara Notohadinegoro, yakni Susi Air Jember - Sumenep pp dengan kapasitas 12 orang. Pesawat ini terbang dua kali seminggu, Selasa dan Rabu. Dari Jember, mereka berangkat pukul 10.30 WIB, sebaliknya Sumenep - Jember, take off pukul 09.40 WIB dengan jarak tempuh waktu 40 menit.
Dengan harga tiket Rp242 ribu, penerbangan ini memudahkan masyarakat yang ingin menuju Pulau Madura dengan waktu singkat. Jadwal penebangan ini akan ditambah, jika nantinya ada kenaikan penumpang.