Pixel Code jatimnow.com

Menilik Pabrik Rokok Tajimas, jadi Alternatif Mata Pencaharian Warga Kediri

Editor : Yanuar D  
Pabrik rokok Tajimas di Kediri. (Foto: Candra for jatimnow.com)
Pabrik rokok Tajimas di Kediri. (Foto: Candra for jatimnow.com)

jatimnow.com - Kabupaten Kediri, di Jawa Timur juga memiliki produk rokok lokal yang cukup ternama, Tajimas. Tak hanya menjadi pilihan masyarakat dengan harga yang relatif terjangkau, pabrik yang berdiri sejak tahun 2005 ini juga mampu menjadi alternatif mata pencaharian warga, khususnya di sekitar lereng Gunung Kelud.

Ya, Tajimas merupakan sebuah merk rokok lokal yang berada di bawah naungan CV Topten Tobacco. Pabriknya, berada di jalan Ngrangkah Sepawon, Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

Hampir dua dekade, Tajimas terus tumbuh. Mereka tidak mati, di tengah persaingan pabrik rokok yang ketat. Pemasarannya, kini bahkan telah merambah  daerah-daerah sekitar, seperti Nganjuk dan Jombang.

Salah satu karyawan, Sri Utami, menjadi saksi bertumbuhnya perusahaan ini. Dia telah bekerja selama 18 tahun. Bersama ratusan karyawan lain, perempuan asal Babadan Ngancar, Kabupaten Kediri itu telah menghasilkan beberapa produk.

Ada varian filter dengan Tajimas Superior. Dan kretek, dengan empat jenis. Masing-masing Tajimas Super Classic, Tajimas Kingdom, Tajimas Gold, dan Tajimas King.

“Saya sudah bekerja selama 18 tahun, di bagian produksi,” aku ibu tiga anak tersebut, pada Sabtu (21/9/2024).

Sri Utami mengaku cukup betah bekerja di Tajimas. Kekeluargaan yang dibangun di sana dan sejumlah fasilitas yang diberikan membuatnya nyaman. Menurutnya, pabrik rokok ini mampu menjadi pilihan alternatif mata pencaharian warga Lereng Kelud selain bertani.

“Alhamdulillah, selama bekerja di sini saya merasa nyaman, tentram, membantu perekonomian keluarga saya,” jelas Sri Utami.

“Antara manajemen, pengusaha, karyawan, juga tidak ada perbedaan maupun batasan, dan saling merangkul. Jadi, karyawan dengan bos itu tidak merasa itu pimpinan kita, atasan kita, kita menganggap itu bapak dan orang tua kita di sini,” sambungnya.

Selama bekerja di Tajimas, dia mampu membantu perekonomian keluarganya. Suami Utami bekerja sebagai buruh tani. Mereka sukses merawat anak-anaknya hingga tumbuh dewasa.

“Alhamdulillah untuk hak-hak karyawan terutama gaji sudah terpenuhi, tepat waktu dan tidak ada yang kurang. Ditambah keterjaminan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan juga sudah tercover semua. Adapun tambahan-tambahan dari perusahaan seperti sembako itu pasti ada,” syukur Utami.

Setiap hari Sri Utami menempuh jarak 13 kilometer dari rumahnya menuju pabrik. Kini, anaknya juga bekerja di pabrik rokok ini.

“Alhamdulillah banyak dari sana (Babadan, Ngancar) bekerja di pabrik rokok Tajimas," katanya

Baca juga:
1 Keluarga di Kediri Diduga Keracunan, Si Bungsu Umur 2 Tahun Tewas

Menegaskan pernyataan Sri Utami, Humas CV Topten Tobacco, Kienna Candra Sasmitandia memastikan bahwa iklim perusahaan sejauh ini memang cukup kondusif. Suasana ini diciptakan agar karyawan bekerja secara nyaman.

“Iklim di perusahaan ini sangat kondusif ya menurut saya. Karena kita seperti keluarga sendiri, kita merasa nyaman, baik dengan atasan maupun bawahan tidak ada batasan sama sekali. Jadi, kita memang membuat suasana di kantor atau perusahaan ini senyaman mungkin. Agar karyawan bekerja juga nyaman dan target terpenuhi,” kata Candra.

Hak-hak karyawan juga dipenuhinya dengan tepat, termasuk kewajiban perusahaan mengikuti aturan yang ada. Baik itu pita cukai hingga pembayaran pajak.

“Di perusahaan ini karyawan sudah kita daftarkan BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, kemudian hak-hak seperti bantuan-bantuan itu sudah kita berikan agar karyawan merasa nyaman bekerja di sini, begitu juga kewajiban sebagai perusahaan kami juga sudah cukup kooperatif,” terang Candra.

“Seiring dengan itu, sejumlah penghargaan dari berbagai pihak juga kita dapatkan, seperti penghargaan dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai Kediri, atas pembayar cukai terbesar untuk kategori pengusaha pabrik hasil tembakau golongan III (PKP) hingga tahun 2023 selalu kita dapatkan. Selain itu juga pemberian penghargaan juga kita peroleh dari BPJS atas keikutsertaan dalam program jaminan kesehatan - BPJS Kesehatan,” tambahnya.

Candra menegaskan, jika suasana di internal pabrik rokok Tajimas hingga sekarang ini berjalan cukup kondusif dan harmonis.

"Kondisi di internal pabrik cukup kondusif, dan tidak ada permasalahan-permasalahan yang terjadi. Semua karyawan bekerja dengan kondusif dan nyaman. Jadi bila terdapat suara minor di luar, kita memastikan itu bukan dari internal kami," tuturnya.

Baca juga:
Ruas Jalan Rusak di Pare - Kandangan Kediri Kini Sudah Mulus

Candra dan CV Topten Tobacco terus optimis perusahaan ini akan terus tumbuh. Dia ingin membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran dengan menyerap lebih banyak lagi karyawan, bukan hanya dari desa sekitar tapi seluruh wilayah Kabupaten Kediri.

“Kita berusaha menjadi perusahaan rokok yang bermanfaat bagi Kabupaten Kediri, termasuk karyawan kita sedikit banyak memang berasal dari lingkungan kita, jadi memang tujuan kami untuk mensejahterakan warga di kabupaten tepatnya di Plosoklaten ini, nanti insya Allah bisa lebih lebar lagi,” tutupnya.

Rasa Tak Kalah dengan Rokok Lain

Soal rasa, Tajimas berani diadu dengan produk lain. Para pecinta Tajimas menyebut, tarikan rokok ini lebih enteng. Karena tingkat kepadatan tembakau yang tidak terlalu rapat.

Di kelas menengah Tajimas masih menjadi pilihan. Alasannya, mungkin harganya yang murah dengan rasa yang tidak jauh berbeda dengan rokok-rokok kelas nasional lainnya.

“Dengan harganya yang murah, rasanya memang tidak kalah. Di tataran kelas menengah, rokok ini masih jadi pilihan,” kata Manto, penikmat rokok Tajimas.