Pixel Codejatimnow.com

Waspada! Jalur di Madiun Ini Berbahaya

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Mita Kusuma
Salah satu jalur tengkorak yang sering memakan korban di Madiun.
Salah satu jalur tengkorak yang sering memakan korban di Madiun.

jatimnow.com - Satuan Lalu Lintas Polres Madiun memetakan titik blackspot (jalur tengkorak) atau kawasan rawan kecelakaan di wilayah Madiun.

"Setelah kami petakan, ada tiga lokasi blackspot. Semuanya ada di wilayah Madiun utara," kata Kasat Lantas Polres Madiun AKP Imam Mustolih kepada jatimnow.com, Kamis (15/3/2018).

Lokasi jalur tengkorak itu yakni, di Jalan Raya Surabaya-Madiun KM 141-142, di Desa Sidoarejo, Kecamatan Saradan. Di jalur tersebut sudah 19 kejadian kecelakaan lalu lintas, mengakibatkan 10 orang meninggal dunia, 1 luka berat dan 19 orang luka ringan.

Jalur blackspot kedua yakni, di Jalan Surabaya-Madiun KM 144-145 di Desa Kaligunting, Kecamatan Mejayan. Di jalan nasional ini, sudah terjadi 17 kecelakaan lalu lintas, dan mengakibatkan 9 orang meninggal dunia, 1 orang luka berat dan 18 orang luka ringan.

Titik blackspot lainnya di Jalan Surabaya-Madiun KM 139-140 di Desa Sugihwaras, Kecamatan Saradan. Di jalur tersebut pernah 22 kejadian kecelakaan dan mengakibatkan 12 orang meninggal dunia, serta 24 orang luka ringan.

"Dari pertimbangan kualitas dan kuantitas kejadian kecelakaan lalu lintas, maka kami menyimpulkan lokasi tersebut adalah blackspot," tuturnya.

Baca juga:
Monumen Madiun Zero Knalpot Brong, Apresiasi Kenyamanan Tanpa Kebisingan

Imam mengimbau kepada pengendara, untuk selalu waspada di jalan, terutama di jalur blackspot.

"Kami mengimbau kepada masyarakat, jika berkendara untuk selalu waspada, berhati-hati," terangnya.

Selain mengimbau kepada pengendara untuk selalu berhati-hati, Satlantas Polres Madiun juga sudah mengusulkan ke instansi terkait agar melengkapi jalur tersebut dengan penerangan jalan umum (PJU), serta rambu-rambu lalu lintas.

Baca juga:
Caleg di Madiun Ditangkap Polisi Usai Bobol Rumah dan Toko

"Dan sudah kami usulkan ke pimpinan," jelasnya.

Reporter: Mita Kusuma
Editor: Arif Ardianto