Pixel Codejatimnow.com

Guru Mogok Mengajar, Puluhan Kepala Sekolah Datangi Kadindik Blitar

Editor : Arif Ardianto  Reporter : CF Glorian
Diskusi Kepala Sekolah di Blitar yang berlangsung panas
Diskusi Kepala Sekolah di Blitar yang berlangsung panas

jatimnow.com - Puluhan Kepala SD di Kabupaten Blitar berkumpul di Gedung PGRI. Rencananya, para Kepala Sekolah ingin menemui Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) terkait aspirasi dari para GTT/PTT.

Kadindik yang sedang Dinas Luar membuat para Kepsek yang juga masuk kedalam Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) berdiskusi menyamakan persepsi soal aksi mogok Masal yang dilakukan oleh para GTT/PTT Senin (25/09/2018) kemarin.

Namun diskusi ini berubah menjadi hujan interupsi serta diwarnai dengan nada tinggi. Bahkan beberapa waktu, sempat saling berteriak ingin mengemukakan pendapat. Rupanya kericuhan diskusi itu diakibatkan kesalahpahaman tentang aksi para GTT/PTT di salah satu kecamatan.

"Sebenarnya ini hanya Missed Komunikasi (salah paham) soal aksi kemarin. Ketua PGRI sudah meminta GTT /PTT untuk kumpul di tiap korwil. Nah, korwil Ponggok ini bingung nanti yang tanggung jawab siapa, yang nyuruh siapa. Padahal Ketua PGRI tadi sudah WA ke tiap korwil," kata Ketua Korwil Wonodadi, Shibrowi, Selasa (25/09/2018).

Aksi diskusi panas tersebut berlangsung sekitar satu jam. Pada dasarnya para Kepsek sangat mendukung aksi para GTT/PTT. Ini karena kondisi di lapangan sangat memprihatikan. Tiap SD hanya memiliki tiga ASN saja.

"Kalau para GTT/PTT aksi mogok, pendidikan pasti kolep kan. Makanya kami sangat mendukung aksi adek-adek GTT dan PTT," kata Shibrowi.

Usai diskusi ditutup, Ketua PGRI Kabupaten Blitar Muntohar membenarkan pernyataan Shibrowi bahwa memanasnya diskusi tersebut karena salah paham.

Dukungan kepada para GTT dan PTT itu juga disampaikannya. Menurut Muntohar, bila tak ada GTT dan PTT, sistem pembelajaran di tiap SD akan kolep.

"Nah undangannya itu saya minta agar Kepala SD di Kecamatan dan Ketua Cabang (PGRI) di Kecamatan itu menemui Kepala Dinas. Nah, nanti kita sampaikan kalau Ndak ada GTT dan PTT, pendidikan akan kolep," kata Muntohar.

Ia menambahkan, bila tak ada rekruitmen ASN dalam waktu dekat, maka dipastikan sistem pendidikan seluruh SD di Kabupaten akan lumpuh.

"ASN pendidik yang sekarang adalah angkatan tahun lahir 1959 sampai 1968 akan pensiun di 2022. Dan jumlahnya banyak. Kalau Ndak ada rekruitmen ASN, pasti akan lumpuh," pungkas Muntohar.
















Baca juga:
546 Guru PJOK di Sidoarjo Digembleng Materi Sport Science