jatimnow.com - Pada sesi ketiga dalam debat publik Pilgub Jatim, giliran para calon wakil gubernur beradu gagasan untuk mengentaskan masalah pengangguran yang ada di Jawa Timur.
Isu lulusan SMK yang menjadi penyumbang pengangguran terbanyak dari pada lulusan sekolah sederajat lainnya menjadi pembahasan serius di debat publik Pilgub Jatim 2024.
Cawagub nomor urut satu, Lukmanul Khakim, mengatakan, problem pengangguran menjadi salah satu fokus yang ingin diselesaikan di Jawa Timur.
Berdasarkan data, tingkat pengangguran terbuka tertinggi adalah lulusan SMK. Padahal, lulusan ini seharusnya menjadi lulusan fokasi yang dapat langsung bekerja.
Untuk mengatasi hal itu, menurut Lukman, perlu adanya link and Match antara dunia pendidikan dan dunia kerja atau industri, ditambah lagi penyesuaian atau mapping ulang, mengenai pembangunan sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada.
"Pembenahan mengenai masalah lulusan SMK ini kuncinya adalah pada link and Match, antara dunia pendidikan dan dunia industri. Ini yang harus kita benahi, mengapa harus segara dibenahi? Karena kalau kita tidak sungguh-sungguh membenahi ini, jangan salahkan bila suatu hari bonus demografi ini akan menjadi bencana demografi," kata Lukman, pada debat publik perdana di Graha Unesa, Jumat (18/10/2024).
Pemikiran Lukman ini, nampaknya sejalan dengan calon wakil gubernur nomor urut tiga, Gus Hans, menurutnya, keresahan yang sama mengenai masalah pengangguran menjadi pembicaraan setiap tahun.
Menurut Gus Hans, saat ini ada pergeseran didunia kerja, yang semula pada industri padat karya, sekarang beralih pada modal. Hal ini yang kemudian berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja.
Baca juga:
Debat Pilkada Jatim: Luluk Sebut Daya Tampung Sampah Jawa Timur Belum Memadai
"Salah satu solusinya adalah penambahan materi di SMK dengan materi interpreneurship dan materi wirausaha, sehingga kita tidak menghasilkan tenaga foksi tetapi mencetak tenaga yang memang ahli dan mampu membuka lapangan pekerjaan sendiri," ucap Gus Hans.
Bagi dia, solusi dari masalah tahunan ini adalah pembenahan kurikulum. Gus Hans yakin masalah pengangguran pada lulusan SMK dapat terselesaikan atau minimal dapat dikurangi jika skema pendidikan di tingkat provinsi ini dapat dibenahi.
"Dan harapannya ada kesadaran dari kita bahwa kewirausahaan dan dunia kreatif itu tidak ada batasnya. Maka manfaatkan digital kreatif dan terus berkreasi mudah-mudahan dapat menjadi solusi bagi kita," tutupnya.
Pemikiran dua calon wakil gubernur ini dimentahkan oleh, Emil Elestianto Dardak, calon wakil gubernur dari nomor urut dua.
Baca juga:
Sekjen PDIP Hasto: Ada Arus Balik Dukungan Kuat untuk Risma - Gus Hans
Menurut Emil, sapaan akrabnya, selama ia mendampingi Khofifah lima tahun belakang, saat ini para lulusan SMK jauh lebih kreatif dan mampu bersaing di dunia kerja.
"Karena sekarang kita bekerjanya kreatif, Anak-anak SMK yang lulus sekarang banyak bekerja kreatif menjadi freelance, bukan lagi pilihannya menjadi karyawan atau wirausaha ada jalan tengah yang di sebut oleh Pak Jokowi adalah gig ekonomy yang ini banyak dilakukan oleh anak-anak SMK," ujar Emil.
Emil menegaskan, selama menjabat, konsep gig ekonomy sudah diterapkan di Jatim. Ia juga mengklaim Pemprov Jatim adalah pelopor pertama yang memberikan solusi pengangguran melalui gig ekonomy tersebut.
"Pemprov Jatim paling pertama di Indonesia memperkenalkan dan memberikan solusi gig ekonomy yaitu mencomblangi atau menjodohkan (mengkolaborasikan) anatara UMKM dan talenta muda didampingi oleh mentor," tegasnya.