jatimnow.com - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan, permintaan tenaga kerja ke luar negeri yang cukup tinggi salah satunya adalah tenga kesehatan (Nakes).
Data tahun 2023 lalu permintaan dari negara luar mencapai 1,35 juta orang, yang tersebar di berbagai belahan dunia. Dari 1,35 juta permintaan tenaga kerja Indonesia itu terdiri dari 900 profesi.
"Kita baru bisa memenuhi 287 ribu, masih ada 1 juta lebih. Ini menurut saya bisa mengurangi pengangguran di dalam negeri. Sebetulnya yang paling banyak tenaga kesehatan, kemudian las, pertanian perkebunan, hotel, restoran ada 900 jabatan," imbuhnya.
Adapun permintaan tenaga kerja Indonesia itu berasal dari negara Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa hingga Jepang.
Pada tahun 2023 Jepang meminta tenaga kerja sebanyak 250 ribu orang, mengingat di negara tersebut saat ini banyak terjadi persoalan.
"Karena di negara tersebut saat ini terjadi fenomena masyarakat, menikah namun tidak menginginkan anak," ungkapnya.
Tenaga kerja asal Indonesia dikenal memiliki disiplin yang sangat bagus, tekun, serta tidak kaku untuk memahami jam kerja.
Baca juga:
Menteri P2MI Imbau Pekerja Migran Tak Percaya Iming-iming Calo: Bahayakan Nyawa
"Ini terjadi karena kita belum sepenuhnya menyiapkan tenaga kerja yang diminta tersebut,” ungkap Karding.
Dengan adanya Kementerian P2MI diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari luar negeri tersebut. Sebab, hal tersebut juga akan menambah devisa negara.
"Saat ini devisa negara dari pekerja migran Indonesia tembus Rp227 triliun, menjadi terbesar kedua setelah devisa Migas," urainya.
Dari itu, P2MI gencar memberikan sosialisasi kepada masyarakat, upaya memperbanyak lembaga pelatihan tenaga kerja migran. Dengan pelatihan, muncul tenaga kerja profesional yang dibutuhkan.
Baca juga:
TKW asal Jember Dipulangkan dari Singapura karena Sakit Nikrosis
Karding mengapresiasi RS Bina Sehat Jember yang telah rutin mengirim tenaga medis ke Timur Tengah. Tahun ini RS Bina Sehat Jember mengirimkan 26 tenaga medis ke Arab Saudi.
Mereka akan diberangkatkan ke negara tujuan Januari 2025 mendatang. Selama di Arab Saudi, mereka akan bekerja di Rumah Sakit Pertahanan Arab Saudi.
"Semoga RS Bina Sehat ini menjadi percontohan. Kedepan memang perlu adanya penambahan lembaga pelatihan tenaga kerja migran,” imbuhnya.