jatimnow.com - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) berkolaborasi dengan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya menyelenggarakan kegiatan pelatihan bagi para guru Bimbingan Konseling (BK) untuk mencegah dan menangani kasus perundungan pada anak di sekolah.
Pelatihan bertajuk Pencegahan dan Penanganan Perundungan serta Kekerasan di Sekolah ini, diikuti oleh 29 Guru BK dari 17 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di sekitar wilayah ring 1 TPS, yaitu SMP yang ada di wilayah Kecamatan Krembangan, Pabean Cantian dan Semampir, Kota Surabaya.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh satu anak usaha Pelindo Terminal Petikemas ini, merupakan wujud dari implementasi 3 prioritas bidang TJSL BUMN, yaitu Pendidikan, Lingkungan dan Pemberdayaan UMKM.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), bahwa kasus kekerasan yang dialami siswa SMP mencapai 26% dari total kasus kekerasan yang didata KPPPA mulai Januari 2024 hingga November 2024.
Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo, mengungkapkan bahwa bidang pendidikan menjadi salah satu fokus utama program TJSL TPS.
“Peran guru, terutama di bidang bimbingan dan konseling sangat penting dalam membangun karakter dan mental siswa, utamanya untuk meredam kasus perudungan yang semakin marak akhir-akhir ini.
"Harapannya, pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mendeteksi tanda-tanda perundungan dan kekerasan serta dapat melakukan penanganan ataupun pencegahan dengan tepat,” ungkapnya.
Program ini, kata Wahyu, merupakan bagian dari komitmen TPS dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya dan berkontribusi pada pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas di Indonesia.
“Bagi TPS pembangunan karakter generasi muda yang berada di lingkungan sekitar perusahaan sama berharganya dengan pertumbuhan TPS itu sendiri. TPS tidak bertumbuh sendiri, tapi bersama-sama masyarakat," pungkasnya.
Dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Dr. Muwakhidah, menjelaskan bahwa kolaborasi dari semua pihak sangat penting untuk bersama-sama mencegah dan menangani kasus perundungan terhadap anak-anak.
Baca juga:
PT TPS dan UC Surabaya Kolaborasi dalam Program Real Business Solutions
“Senang sekali dapat bersinergi dengan TPS dalam menyelenggarakan pelatihan ini. Kami berharap para peserta dapat kembali ke sekolah dengan wawasan dan keterampilan baru untuk dapat menyelami berbagai aspek pencegahan kekerasan di sekolah serta strategi penanganan yang efektif bagi korban dan pelaku kekerasan,” ungkapnya.
Pada pelatihan kali ini, para guru-guru BK dilatih untuk menyusun program-program pencegahan kekerasan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Mereka dibekali dengan pengetahuan serta keterampilan praktis yang dapat diterapkan langsung di lingkungan sekolah mereka masing-masing.
Materi yang disampaikan mencakup pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor penyebab kekerasan, teknik intervensi yang tepat serta cara-cara membangun lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi seluruh siswa.
Selama tiga hari, para peserta aktif mengikuti sesi-sesi pelatihan yang interaktif dan berbasis kasus nyata.
Baca juga:
Arus Peti Kemas TPS Tumbuh 9,27% jadi Bukti Ketangguhan Logistik Nasional
Mereka diajak untuk memahami berbagai faktor penyebab terjadinya kekerasan dan perundungan serta strategi-strategi efektif untuk mencegah dan menanganinya.
Melalui pelatihan ini, guru-guru BK diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan dan perundungan serta mampu memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh siswa-siswi mereka.
Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu rangkaian program dari sebuah perjalanan bersama menuju terciptanya sekolah-sekolah yang lebih baik, lebih aman dan lebih peduli.
Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan program pendampingan pada sekolah oleh Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan TPS selama kurang lebih 3 bulan sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat, hingga diharapkan tercipta perubahan nyata dan positif dalam dunia pendidikan di sekitar wilayah TPS.
“Semoga upaya mulia ini terus berlanjut dan memberikan dampak yang mendalam bagi peningkatan kualitas pendidikan, menciptakan generasi muda yang lebih tangguh, berakhlak, dan bebas dari kekerasan," tutup Muwakhidah.