Pixel Code jatimnow.com

Perjuangan Pelaku UMKM asal Tuban Pasarkan Produk Cemilan ke Luar Daerah

Editor : Endang Pergiwati  
Pemilik UMKM Satya Food, Dewi Sangadah. (Foto: Humas Pemkab Tuban for jatimnow.com)
Pemilik UMKM Satya Food, Dewi Sangadah. (Foto: Humas Pemkab Tuban for jatimnow.com)

jatimnow.com - Cemilan daerah berlabel Satya Food yang diproduksi di Tuban ini kini bisa ditemukan di berbagai toko oleh oleh di sejumlah kota lain. Pemilik UMKM Satya Food, Dewi Sangadah, mengaku pemasaran produk cemilan ini memang sudah merambah ke Kota Bojonegoro dan Rembang.

Namun Dewi juga mengatakan bahwa perjalanan mengembangkan UMKM produk kuliner ini bukan hal yang mudah.

Awalnya, Dewi memulai usahanya dengan mencoba berbagai resep yang ia pelajari secara otodidak melalui video tutorial yang ada di YouTube.

“Awalnya sering gagal, tetapi saya terus mencoba hingga akhirnya menemukan formula yang tepat,” ungkapnya, seperti dilansir laman Pemkab Tuban, Rabu (25/12/2024).

Bermodal kegigihan dan pantang menyerah, Dewi Sangadah, ibu rumah tangga yang pernah menjadi buruh pabrik asal Desa Ngrayung, Kecamatan Plumpang, ini sedikit demi sedikit merintis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hingga akhirnya perlahan lahan, UMKM ini mulai dikenal masyarakat umum. Produksi cemilan khas Satya Food ini pun semakin diminati.

Diceritakan Dewi Sangadah, produk yang dihasilkan UMKM besutannya keripik tempe, keripik sukun, keripik singkong, keripik pisang, kemplang, keripik talas atau keripik mbote, hingga kacang bawang. Produk-produk buatannya itu dijual dengan harga antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kemasan.

Tak hanya dibandrol dengan harga yang terjangkau, produk-produk tersebut juga dibuat dari bahan-bahan lokal berkualitas yang diperoleh di pasar tradisional sekitar Plumpang.

Baca juga:
Mengenal Sang Supersub Persik Kediri Mohammad Khanafi

“Untuk bahan baku, kami ambilnya di lokal-lokal saja, seperti Pasar Plumpang dan petani sekitar,” ujar Dewi, Selasa (24/12/2024).

Meski produknya memiliki kualitas unggul, Dewi menghadapi tantangan besar dalam memasarkan camilannya.

“Karena keterbatasan relasi, sulit bagi saya menjangkau pasar yang lebih luas di awal,” tutur Dewi.

Titik balik terjadi ketika ia bergabung dengan komunitas UMKM seperti KOPERNIK dan OK-OCE. Melalui bimbingan komunitas ini, ia mendapatkan pelatihan tentang pemasaran produk, pengemasan, hingga pengurusan perizinan usaha.

Baca juga:
Kisah Veryl Hasan, Dosen FPK Unair Temukan Spesies Ikan Baru di Kalimantan

Tak hanya itu, Dewi juga menceritakan bahwa hasil dari kerja kerasnya dalam mengembangkan UMKM ‘Satya Food’ mulai membuahkan hasil. Dituturkan Dewi, kini, produk Satya Food tidak hanya dikenal di Kecamatan Plumpang, namun juga menjangkau daerah sekitar seperti Bojonegoro dan Rembang. Bahkan, camilannya telah dipasarkan di toko-toko kecil, swalayan, dan sentra oleh-oleh di beberapa wilayah.

Dengan kesuksesan yang diraihnya, Dewi berharap dapat terus mengembangkan usahanya, tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga tetapi juga untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya.

"Saya ingin Satya Food menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa kerja keras dan ketekunan pasti membuahkan hasil," pungkasnya.