jatimnow.com - Dalam melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di udara, Kapten Pilot yang juga sebagai Manager Operasional Modifikasi Cuaca, Amardio, menguraikan mengenai target awal dalam penyemaian modifikasi cuaca.
"Dengan menggunakan Cessna Caravan 208B registrasi PK-SN, target awal yang kita semai adalah awan yang berpotensial menjadi hujan di daratan, yang kemudian berpotensi terjadinya banjir," ucapnya kepada jatimnow.com saat ditemui di lapangan Lanudal Juanda, Minggu (29/12/2024).
Ia melanjutkan, awan-awan tersebut sebelum sampai ke darat, disemai terlebih dahulu dari atas laut agar hujan jatuh di laut, sehingga tidak langsung sampai ke daratan.
"Kita prematurkan hujannya di laut. Yang seharusnya awan tersebut menjadi awan penghujan di daratan, kita trigger agar hujannya di atas laut, jadi tidak menyebabkan banjir di daratan," jelasnya.
Lebih lanjut, Amardio mengatakan cuaca buruk selama di perjalanan merupakan kendala melaksanakan TMC.
"Kendalanya kalau lokasi buruk kita agak sulit bermanuver. Kita harus mencari celah-celah yang memang sebisa mungkin tidak masuk ke awan, tapi kita harus mendekati awan tersebut sedekat mungkin," ungkapnya.
Baca juga:
Cara Modifikasi Cuaca yang Dilakukan BMKG Juanda Sidoarjo dan BNPB
Ia juga menjelaskan perbedaan pelaksanaan TMC dengan penerbangan pada umumnya.
"Bedanya, biasanya pilot-pilot pada umumnya menghindari awan. Di pelaksanaan TMC, justru kita harus mendekati, tidak boleh hingga masuk, kita hanya di pinggirnya saja," tegasnya.
Mengenai target penyemaian modifikasi cuaca, ia menyebut di bagian selatan wilayah Jawa adalah yang memiliki potensi hujan besar.
Baca juga:
Prakiraan Cuaca Surabaya Minggu 29 Desember 2024: Mendung Seharian
"Target kita sudah beberapa hari ini di selatan Jawa, di bawah Pulau Jawa, di sisi selatan bagian laut dari Kediri, Madiun, Malang, dimana awan-awan yang menjadi potensi banjir. Di kawasan Jawa bagian selatan tersebut, kita cegah agar tidak terjadi hujan besar di daratan," terangnya.
Mengenai durasi penerbangan ia mengaku menghabiskan waktu sekitar 2 jam.
"Untuk durasi penerbangan rata-rata 2 jam. Setengah jam perjalanan di ketinggian 10 ribu kaki, kemudian kita semai di lokasi sekitar 1 jam lebih," pungkas Amardio.