jatimnow.com - Tingginya eksposur media sosial yang dibarengi kemajuan teknologi seringkali menjebak para pelajar rentan terpengaruh paparan negatif. Bupati Banyuwangi mengungkapkan hal ini menjadi tantangan bagi kepala sekolah (kepsek) dalam memimpin institusi pendidikan.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan kepala sekolah (kepsek) sebagai pemimpin di sekolahnya masing-masing harus bisa menentukan arah dan kebijakan pendidikan di institusinya.
"Kepala sekolah harus terus mengupgrade wawasan tentang kepemimpinan yang sesuai dengan perkembangan jaman dan dunia yang dihadapi oleh anak-anak saat ini. Di tengah tingginya eksposur media sosial dan teknologi anak-anak sangat rentan terpengaruh paparan negatif," ucap Bupati Ipuk.
"Belum lagi tekanan akademis, masalah sosial dan interpersonal yang mereka hadapi di rumah dan lingkungannya. Semua itu bisa menjadi pemicu berbagai tindak kenakalan dan kekerasan,” tambahnya.
Baca juga:
9000 Anak Muda Banyuwangi Masuk Program YESS Kementan, Wamen Beri Pesan Ini
Karena itu, untuk meminimalisir munculnya kenakalan dan kekerasan anak tersebut, Bupati Ipuk berharap agar sekolah bisa menjadi ruang yang aman bagi anak. Menjadi tempat untuk terbangunnya sikap saling peduli dan penuh empati juga kasih sayang.
“Salah satu caranya dengan menciptakan lingkungan pendidikan yang compassionate atau penuh welas asih di antara semua warga sekolah baik kepala sekolah, guru dan siswa. Dan kepala sekolah harus menjadi teladan utamanya,” kata Ipuk.
Baca juga:
KAI Tambah Rute Kereta Api Tujuan Banyuwangi dari Malang dan Purwokerto
“Harapannya, sekolah bisa menjadi sekolah yang welas asih dengan pendekatan yang manusiawai dengan prinsip manusia adalah mahluk yang terbaik sehingga menghindarkan pendidikan yang dijalankan dengan konep reward and punishment,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Suratno menambahkan, penekanannya adalah untuk menghindari terjadinya tiga dosa besar dalam dunia pendidikan yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.