Pixel Codejatimnow.com

Sekeluarga asal Mojokerto Selamat dari Gempa di Palu, Ini Ceritanya

Nur Afif dan keluarganya saat berada di rumahnya di Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto pascagempa Palu dan Donggala./ Foto: Khilmi Sabikhisma Jane.
Nur Afif dan keluarganya saat berada di rumahnya di Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto pascagempa Palu dan Donggala./ Foto: Khilmi Sabikhisma Jane.

jatimnow.com – Satu keluarga asal Mojokerto korban gempa di Palu, Sulawesi Tengah berhasil selamat dari bencana yang terjadi Jumat, (28/9/2018) lalu.

Nur Afif (27), Dian Permata Sari (27) dan putranya, Rizky Wildan Maulana (8) yang tinggal di Perumahan Pertobo Permai, Kota Palu itu sempat terkunci dalam rumah saat gempa terjadi.

“Gempa kecil-kecil awalnya, terjadi sejak sekitar pukul 15.00. Itu kami posisi di dalam rumah, lumayan lama,” ungkap Dian Permata Sari, Rabu, (03/10/2018).

Dian menambahkan, gempa mulai terasa semakin kuat usai ia dan keluarganya makan malam. Saat itu, ia dan keluarganya berupaya keluar dari rumahnya namun pintu rumahnya tiba-tiba terkunci.

“Kami mulai takut saat itu, karena gempa sudah membuat tembok dapur kami roboh. Mau keluar rumah, tapi pintu rumah tiba-tiba terkunci begitu saja. Akhirnya kami menunggu sebentar sampai gempa tidak begitu terasa,” katanya.

Setelah gempa mulai melemah, pintu rumah Dian mulai bisa dibuka. Dian, Nur Afif dan anaknya, Rizky Wildan Maulana akhirnya berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri dari bencana lindu itu.

“Saat kami keluar rumah, rumah tetangga kanan kiri sudah runtuh. Orang-orang sudah lari berhamburan,” tuturnya.

Baca juga:
Ini Penjelasan BMKG soal Gempa di Perairan Tuban

Nur Afif akhirnya memutuskan mengajak keluarganya berlindung di sebuah gunung. Afif berfikir, jika ia dan keluarganya lari ke tempat yang lebih tinggi, ia dan keluarganya bisa selamat saat terjadi tsunami.

“Dari rumah ke gunung itu kami lari, lari bukan jalan. Kami lari butuh waktu sekitar satu jam setengah. Kami lari ya tidak bawa apa-apa, yang penting saya, istri saya dan anak saya selamat,” kata Afif.

Afif menjelaskan, lindu magnitudo 7,4 itu terjadi selama kurang lebih tiga menit. Setelah itu, sekitar pukul 5 pagi, Sabtu (29/9/2018) Afif baru mengajak keluarganya turun dari gunung. Mereka menyempatkan melihat keadaan rumah mereka.

Baca juga:
Potensi Gempa Susulan, BMKG Tuban Imbau Warga Jauhi Bangunan Gedung

“Rumah sudah hancur, di lokasi rumah kami lumpur sudah setinggi lutut orang dewasa. Barang-barang sudah tidak ada yang bisa diselamatkan,” pungkasnya.