Pixel Code jatimnow.com

Keluhkan Masalah Upah, Sejumlah Relawan Dapur MBG di Sumenep Mundur

Editor : Yanuar D   Reporter : Fathor Rahman
Ilustrasi MBG. (Foto: Fathor Rahman/jatimnow.com)
Ilustrasi MBG. (Foto: Fathor Rahman/jatimnow.com)

jatimnow.com - Sejumlah relawan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumenep untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengundurkan diri. Hal itu disebabkan tidak jelasnya upah yang akan diterima oleh relawan.

Setidaknya ada empat relawan dapur bagian pencuci kotak makan yang mengundurkan diri. Sebelumnya, jumlah relawan di bagian itu sebanyak 16 orang kini tersisa 12 orang.

Salah satu relawan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pekerjaan di dapur MBG cukup berat. Meski setiap bagian memiliki relawan masing-masing.

"Relawan ada beberapa bagian, yaitu yang menyiapkan bahan makanan, pencuci kotak makan, bagian masak, bagian menyajikan makanan dan yang mengantar makanan," ujarnya, Rabu (29/1/2025).

Ia menuturkan, jadwal pekerjaan di dapur cukup padat. Pukul 13.30 WIB hingga 01.00 WIB merupakan jadwal bagi relawan pencuci kotak makan. Lalu pukul 01.00 WIB hingga 10.00 WIB relawan bagian masak mulai bekerja.

"Kalau yang menyiapkan makan itu mulai dari jam 04.00 WIB sampai jam 11.00 WIB," imbuhnya.

Sedangkan relawan bagian menyiapkan bahan makanan akan bekerja mulai jam 15.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB. Menurutnya beban pekerjaan paling berat dirasakan relawan bagian mencuci kotak makan.

Baca juga:
Pastikan Kualitas Menu MBG, Dandim 0826 Pamekasan Tinjau Dapur SPPG

"Apalagi tidak semua relawan mendapatkan jatah makan. Bahkan ada yang makan dari sisa makanan dari kotak makan siswa," ungkapnya.

Tak hanya itu, ia juga menyayangkan ketidakjelasan upah yang akan diterima para pekerja. Sebab, status pekerja merupakan relawan dan tidak memiliki kontrak kerja.

Sementara itu, Kepala Satu Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sumenep, Mohammad Kholilurrahman mengonfirmasi adanya pekerja yang berhenti. Ia mengaku, pekerja bisa berhenti karena tak terikat kontrak.

Baca juga:
Berkunjung ke Peternakan Sapi Modern Farm di Bumi Rojo Koyo Jatim

"Memang statusnya relawan jadi tidak ada kontrak. Bagi yang ingin berhenti silakan, karena memang tidak mengikat," jelasnya.

Ia mengaku, meski statusnya relawan, pihaknya akan memberikan upah yang akan dibayarkan tiap bulan. Namun, ia enggan menyampaikan besaran upah yang akan diterima para relawan.

"Kalau upah pasti ada. Memang hitungannya harian namun pembayarannya diakumulasikan perbulan," pungkasnya.