Pixel Code jatimnow.com

Petani Lamongan Mulai Rasakan Manfaat Kebijakan Harga Gabah Presiden Prabowo

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Aktivitas panen padi petani Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantup, Lamongan. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Aktivitas panen padi petani Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantup, Lamongan. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) Rp6.500 per kilogram mulai dirasakan para petani di Kabupaten Lamongan.

Sejak ditetapkan berlaku pada 15 Januari 2025 lalu, masuk musim panen tahun ini petani bisa bernafas lega. Salah satunya adalah, Khusnul Yakin petani asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantup, Lamongan.

Menurut Khusnul, harga jual gabah hasil panen musim ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan musim panen sebelum-sebelumnya yang tidak sampai Rp6.000 per kilogram.

"Kalau nggak salah tahun kemarin itu Rp5.500 atau berapa gitu, harapanya harga jual terus stabil dan para petani bisa menerima hasil yang layak," tuturnya, Kamis (20/2/2025).

Baca juga:
Allegiant - RifqeeHulk Kolaborasi Produksi Jersey Lamongan Football Culture 1.5

Lebih lanjut, Khusnul menyebut ada sebagian gabah petani setempat ada yang dibeli tengkulak dengan harga Rp6.800 per kilogram.

"Tergantung kondisi gabahnya. Kalau punya saya dibeli Rp6.500, karena masih kurang tua sedikit, kurang beberapa hari. Tapi kalau punya tetangga saya kemarin itu dibeli Rp6.800, karena usianya sudah cukup, sudah tua," katanya.

Baca juga:
Ucapan Selamat Pelantikan Bupati - Wabup Lamongan berupa Aneka Tanaman

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan, Mohammad Wahyudi, Bulog pada musim panen kali ini, Bulog menetapkan harga pembelian gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram.

"Bulog kembali melaksanakan program serapan gabah hasil panen padi dari petani dengan harga yang menguntungkan. Langkah ini diambil untuk memastikan kestabilan harga pangan dan mendukung kesejahteraan petani," kaya Wahyudi.