jatimnow.com - Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2025 akan digelar Kementerian Agama (Kemenag) di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, hari ini, Sabtu (29/3/2025).
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, pihaknya sudah siap melaksanakan Sidang Isbat yang diawali dengan seminar tentang metode hisab dan rukyat.
Pemantauan fase bulan baru (hilal) rencananya dilakukan di 33 titik provinsi Indonesia. Untuk wilayah Jawa Timur pemantauan hilal dilakukan di Bukit Condrodipo Gresik. Tapi untuk Bali, Rukyatul Hilal tidak dilakukan hari ini bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.
Selanjutnya, hasil Sidang Isbat akan diumumkan kepada publik dalam konferensi pers.
“Kami sudah siap menggelar Sidang Isbat, dan Kementerian Agama sudah menebar para perukyah di titik-titik tertentu di seluruh Indonesia. Jadi, nanti kami tinggal mengumpulkan data-data dari mereka,” ujarnya di Jakarta, Jumat (28/3/2025) kemarin.
Menurut Nasaruddin, berdasarkan data astronomi, posisi hilal waktu matahari terbenam hari ini berada di antara minus 3 derajat di Papua hingga minus 1 derajat di Aceh.
Kalau hilal belum bisa terlihat, maka puasa Bulan Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari atau istilahnya Istikmal.
Dengan begitu, Idul Fitri 1446 Hijriah kemungkinan besar jatuh pada Senin (31/3/2025).
Baca juga:
Sah! Awal Puasa 2025 Dimulai Besok
“Kalau ada satu titik saja yang mengaku melihat hilal dan disumpah oleh hakim agama, maka puasa Ramadan berkurang dari 30 menjadi 29 hari," tuturnya.
"Namun kemungkinannya semua titik masih minus 3 derajat. Dengan begitu, kalau pun ada yang mengaku melihat hilal, itu tidak diakui karena mustahil melihat bulan baru pada posisi minus 3,” paparnya.
Seperti diketahui, Kemenag menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah berdasarkan metode gabungan penghitungan astronomi (hisab), serta pantauan langsung di sejumlah titik dengan teropong (rukyat).
Tahun-tahun sebelumnya, Kemenag mengacu pada kriteria hilal bulan awal Hijriah dengan ketinggian 2 derajat, serta sudut antara matahari dan bulan yang terilihat dari bumi (elongasi) 3 derajat.
Baca juga:
Hilal Terlihat di Ponorogo, Kemenag: Belum Memenuhi Kriteria
Mulai tahun 2021, Kemenag RI menggunakan acuan yang disepakati bersama Menteri Agama Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura.
Merujuk acuan baru tersebut, awal Bulan Ramadan, Syawal dan Zulhijjah disepakati dengan indikator tinggi bulan yang terlihat minimal 3 derajat, dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Sebelumnya, Muhammadiyah sudah lebih dulu menetapkan awal Bulan Syawal 1446 Hijriah hari Senin tanggal 31 Maret 2025.
Penetapan tersebut berdasarkan hasil hitungan wujudul hilal yang dilakukan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
URL : https://jatimnow.com/baca-76303-kemenag-bakal-gelar-sidang-isbat-sore-ini