jatimnow.com - Saat melakukan peliputan evakuasi terhadap jenazah Fahrul Hidayatullah (18) alias Baim siswa SMKN 5 Jember dari Gunung Saeng, oknum polisi bersikap arogan ke para wartawan.
Saat perekaman video, dua oknum polisi tersebut meminta para wartawan agar tidak mengambil gambar sambil mengacungkan tongkat, Minggu (4/5/2025).
Bahkan tidak hanya kepada wartawan, larangan itu juga disampaikan kepada anggota Basarnas yang mengambil dokumentasi evakuasi pendaki Gunung Saeng.
Salah satu wartawan, Ichuk S Widarsa mengaku saat hendak mengambil gambar dalam proses evakuasi di sekitar hutan Ponkesdes Binakal dilarang oleh oknum polisi tersebut.
"Tiba-tiba wartawan dilarang mengambil gambar dan video sembari mengangkat tongkat. Dengan nada mengancam," kata Ichuk.
"Tadi saya juga melihat orang (petugas) Basarnas, sempat didorong oleh oknum polisi tersebut sampai jatuh," sambungnya.
Ia mengaku kecewa karena ini bentuk menghalang-halangi kerja wartawan. Sangat ironis juga, bertepatan dengan Hari Kebebasan Pers Internasional justru ada sikap arogansi oknum polisi tersebut.
Baca juga:
Siswa SMK Jember Dikabarkan Hilang saat Mendaki Gunung Saeng
Bahkan pimpinan redaksi salah satu media televisi di Jember, Yono, mengaku didorong saat akan mengambil video. Dirinya mengutuk keras perbuatan arogansi ini.
"Ini menghalangi kerja wartawan," ujarnya.
Terkait kejadian ini, diketahui juga dialami para wartawan dari media televisi di wilayah Bondowoso maupun Jember.
Baca juga:
Siswa SMK NU Ma'arif Doro Pekalongan Kunjungi Pabrik Molindo Gresik
Ketua IJTI Tapal Kuda, Tomy Iskandar mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan somasi secara resmi tertulis kepada pihak Polres Bondowoso.
"Kami menyayangkan adanya kejadian ini. Kami juga bertugas sesuai aturan. Dari kejadian ini, kamipun menyampaikan somasi kepada Humas Polres Bondowoso," katanya.
"Memang benar tadi ada kejadian itu (sikap arogansi oknum polisi). Dialami rekan-rekan wartawan dan juga salah satu anggota kami," tambah Tomy.