Pixel Code jatimnow.com

Warga Lamongan-Gresik Jadi Korban Penipuan Travel Umroh, Kerugian Rp17 M

Editor : Yanuar D   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Puluhan korban travel umroh Lamongan saat melapor ke pihak kepolisian. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Puluhan korban travel umroh Lamongan saat melapor ke pihak kepolisian. (Foto: Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com - Puluhan warga mendatangi Polres Lamongan untuk melaporkan dugaan tindak pidana penipuan yang dilakukan Travel Haji dan Umroh Tawwaabiin.

Puluhan korban yang berasal dari Lamongan, Gresik dan Surabaya tersebut mengaku dirugikan oleh pihak travel karena ketidakjelasan kabar keberangkatan, padahal mereka sudah melakukan pelunasan.

"Kasusnya mulai mencuat di bulan Januari 2025 ini pihak travel tak ada kabar terkait keberangkatan, kantornya pun kosong tidak ada aktifitas sejak bulan April lalu," ungkap salah satu korban Wahyudiono, Kamis (24/7/2025).

Wahyudi yang juga mewakili puluhan korban mengaku jika ada sekitar seribuan orang menjadi korban dengan kurigian ditaksir Rp17-18 miliar.

"Nah korbannya itu kurang lebih kalau saya data sekitar seribuan orang dengan kerugian berkisar 17-18 miliar untuk data sementara. Jadi kita mewakili dari teman-teman yang merasa kecewa, merasa dibohongi oleh PT Tawwaabiin," ujarnya.

Dari pengakuan korban, modus yang dilakukan travel yakni memberi promo murah melalui platform media sosial.

"Jadi dia menawarkan harga di bawah Rp20 juta, ada yang Rp17,5 juta, ada yang Rp10 juta, itu sudah bisa berangkat," tuturnya.

Baca juga:
Mengaku Jomblo di Medsos, Wanita asal Kediri Tipu Warga Gresik Rp47 Juta

Untuk memperkuat keyakinan konsumen, pihak travel juga memaparkan testimoni dan citra amanah perusahaan dari tahun 2017 hingga 2024. Meski demikian, masuk 2025 travel malah ingkar janji dan tidak ada kejelasan.

"Bahkan pengurus PT Tawwaabiin pun saat ini tidak mau dikatakan pengurus, pengurus yang ada malah mengaku nama mereka dicomot saja," tuturnya.

Para korban menyebut, hingga kini tidak menemui titik terang karena selain alasan pengurus yang mencoba menghindar juga bendahara perusahaan travel juga menghilang diduga melarikan diri.

Baca juga:
Anggota Bhayangkari Blitar Dilaporkan Polisi, Dugaan Arisan Bodong

"Ya. Hilang bahkan orang tua dari bendahara yang juga bertatus komisaris perusahaan melaporan kejadian orang, saya kira itu alibi untuk mengelabui para korban," pungkasnya.

Kanit VI Pidek, Ipda Rizma Ramadhama membeberkan telah menerima laporan dari dugaan tindak pidana penipuan haji umroh, yang dilakukan Travel Tawwaabiin, di Kecamatan Brondong.

"Untuk pelapor awal masuk ke kami ada 4 tapi hanya 1 yang menjadi perwakilan untuk melaporkan Nanti kami dari 1 itu akan mengembang menjadi 1 di laporan," bebernya.