Pixel Code jatimnow.com

Reni Astuti: Kericuhan Kya-Kya Harus Jadi Pelajaran Berharga

Editor : Tim Jatimnow   Reporter : Ali Masduki
Anggota Komisi X DPR RI, Reni Astuti. (Foto/JatimNow.com)
Anggota Komisi X DPR RI, Reni Astuti. (Foto/JatimNow.com)

 

jatimnow.com - Anggota Komisi X DPR RI, Reni Astuti, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden kericuhan yang terjadi dalam acara Pentas Budaya Papua di kawasan Kya-Kya Surabaya beberapa waktu lalu.

Politisi perempuan dari PKS itu menegaskan pentingnya toleransi dan keberagaman dalam konteks kota Surabaya yang majemuk.

"Sangat disayangkan terjadi perselisihan dalam sebuah acara yang seharusnya menjadi ajang ekspresi budaya, persatuan, dan kebanggaan," ungkap Reni dalam pernyataan resminya, Selasa (29/7).

Ia menambahkan bahwa dampak kericuhan Kya-Kya tidak hanya dirasakan oleh para peserta pentas budaya, tetapi juga masyarakat sekitar.

Sebagai anggota komisi yang bermitra dengan Kementerian Kebudayaan, Reni menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai toleransi dan keberagaman.

Dia mengingatkan bahwa Surabaya merupakan kota yang selama ini dikenal sebagai rumah bagi berbagai suku, agama, dan budaya.

Baca juga:
Mobil Honda Tercebur Sungai di Surabaya, Begini Kondisinya

"Etnis Jawa, Madura, Tionghoa, Arab, dan berbagai suku lainnya, termasuk Papua, telah lama hidup berdampingan secara harmonis di Surabaya," jelasnya.

"Insiden ini tidak boleh mengikis reputasi Surabaya sebagai kota yang aman, nyaman, dan terbuka bagi semua," tegas Reni.

Untuk itu Reni menegaskan pentingnya memperkuat semangat persaudaraan dan gotong royong, bukan hanya antarwarga Surabaya, tetapi juga dengan warga dari luar kota.

Reni mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab kericuhan dan mengambil pelajaran berharga. Ia juga mengusulkan adanya ruang mediasi untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul.

Baca juga:
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini : Cerah

"Pemerintah daerah, komunitas, dan lembaga pendidikan perlu duduk bersama untuk merumuskan program edukasi berkelanjutan tentang keberagaman budaya, toleransi, dan pentingnya menjaga ketertiban umum dalam setiap perhelatan budaya," sarannya.

"Kita semua bertanggung jawab untuk menjaga kerukunan dan persatuan. Mari kita jadikan insiden ini sebagai pembelajaran untuk membangun Surabaya yang lebih inklusif dan ramah bagi semua budaya," pungkas Reni.

Pernyataan tersebut diharapkan dapat mendorong upaya rekonsiliasi dan pencegahan kejadian serupa di masa mendatang.