Pixel Code jatimnow.com

Mengenal Sosok Viral Thomas Alva Edisound, Ternyata Warga Blitar

Editor : Bramanta  
Foto: Meme Thomas Alva Edisound (Google/jatimnow.com)
Foto: Meme Thomas Alva Edisound (Google/jatimnow.com)

jatimnow.com - Jagad media sosial ramai dengan meme Thomas Alva Edisound dalam beberapa hari terakhir ini. Dari pencarian google, sosok ini disebut sebagai penemu sound horeg. Wajah dengan kantung mata besar dalam foto tersebut menjadi viral.

Pria dalam foto ini diketahui memiliki nama asli Ahmad Abdul Aziz (29), warga Desa Klampok, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Sehari-hari Aziz merupakan soundman Brewog Audio.

Pasca menjadi viral, Aziz yang juga memiliki nama panggilan Memed Potensio ini mengaku banyak yang meminta foto. Aziz sama sekali tidak tersinggung atas meme yang banyak beredar. Foto tersebut awalnya diambil oleh temannya yang memiliki chanel yuotube Edi Sound Horeg. Karena terdapat watermark Edi Sound Horeg, Aziz kini dikenal sebagai Thomas Alva Edisound.

"Itu kondisinya sedang capek kurang tidur dan difoto teman saya pemilik chanel youtube Edi Sound Horeg, kalau teman-teman yang mengenal saya hanya tertawa saja melihat foto dan julukan yang viral ini," ujarnya, Kamis (31/7/2025).

Pria lulusan SD ini sudah akrab dengan dunia sound system sejak tahun 2008. Saat itu Aziz sering ikut bapaknya yang kerja sebagai tukang sound. Aziz mulai mendalami sound horeg saat bergabung dengan Brewog Audio di tahun 2018. Awalnya Aziz masuk sebagai tukang lighting. Namun karena keterbatasan personel, Aziz mulai dipercaya mengoperasikan mixer audio. Secara otodidak Aziz kemudian belajar sebagai soundman.

"Lha Mas Brewog itu lucu, awalnya membeli banyak alat sound system tapi tidak menguasainya, awalnya saya masuk pegang lighting kemudian karena tidak ada operator saya diminta menjadi soundman hingga saat ini," tuturnya.

Baca juga:
7 Anak Binaan di LPKA Blitar Terima Remisi dan Langsung Bebas

Brewog Audio sendiri diketahui memiliki 11 tim. Aziz saat ini menjadi soundman untuk tim satu. Saat ramai pekerjaan, satu tim bisa menggarap 15 titik dalam satu bulan. Selain itu Aziz juga kerap membantu soundman tim lain sehingga waktu untuk istirahat berkurang.

"Yang wira-wiri membantu soundman tim lain saya juga, akibatnya waktu untuk beristirahat kurang dan kantung mata semakin besar," ungkapnya.

Menyikapi polemik sound horeg yang terjadi saat ini, Aziz berharap pemerintah bisa membuat aturan yang bijaksana. Setelah muncul polemik beberapa pekerjaan terpaksa dibatalkan. Pengelola sound system siap untuk diatur namun berharap tidak dilarang. Terlebih ekosistem dalam kegiatan karnaval sudah terbangun.

Baca juga:
Puluhan Guru PPPK di Blitar Mengajukan Izin Cerai

"Kalau karnaval kan tidak hanya sound system, ada jasa penyewaan kostum juga contohnya, itu juga pasti akan terimbas," pungkasnya.