jatimnow.com - Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) menggandeng Singapore International Foundation (SIF) dalam program Teacher Counselling and Resilience Education (T-Care). Program ini untuk memperkuat peran guru Bimbingan Konseling (BK) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan mental siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai berharap Singapore International Foundation (SIF) dalam Progam T-Care, guru BK bisa lebih siap menghadapi persoalan anak-anak dalam segi mental.
Program yang telah berjalan sejak 2023 ini menyasar peningkatan kapasitas guru BK agar lebih siap menghadapi berbagai persoalan psikologis yang kerap dialami peserta didik, seperti kecanduan gim daring, perundungan siber, hingga minimnya keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak.
“Kecanduan gim, perundungan siber, dan kurangnya keterlibatan orang tua adalah hambatan utama dalam membangun ketahanan mental murid. Karena itu, saya berharap guru BK bisa benar-benar masuk ke dunia anak-anak kita, memahami persoalan mereka, dan menjadi bagian dari solusi,” ujar Aries, Senin (4/8/2025) di Surabaya.
Aries menekankan pentingnya peran guru BK bukan hanya dalam mendampingi proses akademik siswa, tetapi juga sebagai konsultan pengembangan potensi diri dan penanganan masalah kesehatan mental. Hal ini menjadi krusial mengingat siswa SMK akan langsung berhadapan dengan tantangan di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Melalui kolaborasi lintas sektor, Dindik Jatim juga akan memperkuat sinergi dengan Dinas Kesehatan, puskesmas, serta lembaga layanan psikososial guna menciptakan ekosistem pendampingan yang lebih holistik.
“Dari segi sumber daya, kita akan perkuat guru konselor dengan pelatihan berkelanjutan dan dukungan profesional yang memadai. Ini bagian dari upaya jangka panjang untuk membangun ketahanan mental siswa secara sistematis,” tegas Aries.
Program T-Care menjadi langkah konkret Dindik Jatim dalam menjawab tantangan kesehatan mental remaja sekaligus mengakselerasi peran guru BK agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman.
Baca juga:
1.338 Siswa Asal Jatim Lolos di OSN-P 2025, Terbanyak se-Indonesia
Aries juga menambahkan telah membuka ruang belajar bersama selama tiga tahun terakhir. Tahun pertama fokus pada dasar-dasar konseling modern, tahun kedua pada kolaborasi dan dukungan keluarga, dan tahun ketiga pada implementasi praktik nyata dalam menangani tantangan siswa.
Sebanyak 25 guru BK juga mengikuti studi banding di Singapura untuk memperdalam praktik konseling.
"Kami tidak ingin permasalahan ini berlarut-larut. Harus ada penguatan dukungan kelembagaan, pengembangan profesional guru konselor, serta penerapan protokol kesehatan mental terstandar di sekolah," tegasnya.
Kepala Bidang GTK Dindik Jatim Ety Prawesti menambahkan, sebanyak 100 guru BK SMK negeri dan swasta mengikuti program ini secara konsisten selama tiga tahun.
Baca juga:
Kuota SPMB SMA Jatim Naik 70 Persen, Aturan Prioritas Masuk Sekolah Diperbarui
"Melalui program ini, terlihat peningkatan pemanfaatan instrumen asesmen, kreativitas dalam layanan kelompok dan klasikal, serta kemampuan menjalin kemitraan dengan DUDI untuk bimbingan karier," katanya.
Ia berharap guru BK dapat terus menyerap ilmu dari pelatihan, aktif berdiskusi, dan berbagi praktik terbaik untuk menciptakan layanan konseling yang profesional dan relevan.
Reporter: Fatkur Rizki