Pixel Code jatimnow.com

Gubernur Khofifah Bongkar Penyebab Harga Beras SPHP di Pasaran Naik

Editor : Ali Masduki   Reporter : Ni'am Kurniawan
Gubernur Khofifah saat mengunjungi distributor beras SPHP di Sidoarjo (foto: Humas Pemprov Jatim for jatimnow.com)
Gubernur Khofifah saat mengunjungi distributor beras SPHP di Sidoarjo (foto: Humas Pemprov Jatim for jatimnow.com)

jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya percepatan distribusi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar-pasar tradisional Jawa Timur sebagai langkah nyata untuk merespons kenaikan harga beras yang belakangan ini dikeluhkan masyarakat.

Hal itu disampaikan Gubernur Khofifah saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Larangan, Kabupaten Sidoarjo. Sidak ini dilakukan usai peninjauannya ke Pasar Soponyono Surabaya. 

Dalam kunjungannya, Gubernur Khofifah didampingi Bupati Sidoarjo Subandi, Kepala Disperindag Jatim Iwan, dan sejumlah kepala perangkat daerah.

Menurut Gubernur Khofifah, persoalan utama bukan pada stok, melainkan distribusi beras SPHP yang belum berjalan optimal. Dari total alokasi 173 ribu ton untuk Jawa Timur, realisasi penyaluran baru mencapai 5,73 persen.

“Stok beras di Bulog sebenarnya sangat aman. Tapi distribusi beras SPHP yang belum lancar ini memicu naiknya harga di pasaran,” ucap Khofifah, dalam siaran resminya, Selasa (26/8/2025).

Untuk itu, Gubernur Khofifah menginstruksikan kepada Bupati Sidoarjo untuk berkoordinasi dengan Bulog dan Bapanas agar mempercepat distribusi beras SPHP di Sidoarjo.

“Kita harapkan bahwa dari Bulog bisa menyegerakan untuk mensupply kebutuhan beras SPHP dari dua distributor di sini. Mereka sebetulnya sudah mengisi aplikasi klik SPHP,” kata Gubernur Khofifah. 

Khofifah mengungkapkan, penyaluran beras SPHP saat ini diharuskan melalui aplikasi Klik SPHP, tujuannya agar penyaluran distribusi beras SPHP tidak terjadi penyelewengan bahkan dioplos. 

“Bagi penjual atau distributor yang ingin mendapatkan pasokan beras SPHP wajib terdaftar dan tersertifikasi terlebih dahulu lewat aplikasi Klik SPHP,” imbuhnya. 

“Karena memang supaya terhindar dari penyalahgunaan. Kalau distributor sudah isi aplikasi, maka teknis berikutnya saya mohon untuk Bupati Sidoarjo untuk dikoordinasikan kenapa beras SPHP tidak segera di supply,” tambahnya. 

Menurutnya, kebutuhan beras medium lebih tinggi daripada beras premium. Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan monitoring dan mengatasi kendala hambatan yang terjadi dilapangan. 

“Akhir bulan Agustus ini mudah-mudahan sudah bisa dimaksimalkan supply beras medium terutama SPHP yang ada di dalam kewenangan Bulog,” lanjutnya. 

“Ada regulasi-regulasi memang dari Bapanas. Oleh karena itu, pertemuan dengan Menko Pangan beberapa hari yang lalu, beliau langsung telepon dengan Kepala Bulog dan Bapanas, harapan kita adalah segera dikoordinasikan bagaimana pemenuhan beras SPHP,” terangnya. 

Bermula saat Rapat Konsolidasi Program Prioritas Nasional Pangan Kamis lalu, Khofifah menyoroti kelangkaan beras medium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di sejumlah pasar tradisional.

Baca juga:
Dirut Bulog Tinjau Penyaluran Beras SPHP di Kediri, Jaga Stabilitas Harga Pangan

Di tengah rapat tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan secara langsung menginstruksikan Bulog dan Bapanas untuk segera menyalurkan pasokan beras SPHP langsung ke pasar tradisional di Jawa Timur. 

“Bulog dan Bapanas ini kan dua institusi vertikal, kita sudah mengundang Perwakilan mereka bahkan dipimpin langsung Menko Pangan. Harapan kita bisa dimaksimalkan untuk distribusi pemenuhan beras SPHP sesuai dengan SOP,” jelasnya. 

“Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan beras SPHP. Kami akan terus masifkan peninjauan seperti ini ke pasar tradisional supaya masyarakat memiliki akses beras dengan harga yang stabil dan terjangkau,” tegasnya. 

“Harapan kita semua bahwa masyarakat bisa mendapatkan sesuai dengan kemampuan mayoritas masyarakat untuk bisa mengakses beras sebagai bagian dari konsumsi terbesar rumah tangga itu beras,” ungkapnya. 

Gubernur Khofifah menyebut beras SPHP diminati masyarakat, maka pihaknya memastikan agar seluruh lapisan masyarakat bisa memiliki akses terhadap pangan berkualitas dengan harga yang wajar. 

“Beras SPHP peminatnya sangat besar. Kita harap kemampuan masyarakat untuk bisa menjangkau harga beras bisa terpenuhi dalam waktu yang sesingkat singkatnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Sidoarjo Subandi menyampaikan menyatakan kesiapannya untuk segera menindaklanjuti arahan Gubernur Khofifah agar segera berkoordinasi dengan Bulog.

Baca juga:
Perpadi Buka Suara soal Polemik Penolakan Penyerapan Gabah oleh Bulog Kediri

“Tentu kita akan berkomunikasi dengan distributor tentang sistem aplikasi Klik SPHP, kita koordinasikan juga dengan Bulog. Jadi distributor bisa segera menjalankan apa yang diperintahkan oleh Presiden Prabowo terutama masalah pangan,” ucap Subandi.

“Beras medium ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Sidoarjo, karena Sidoarjo adalah kota industri maka kebutuhan lebih banyak. Dengan kedatangan Bu Gub hari ini, maka besok kita undang dari Bulog jalan keluarnya seperti apa, setelah ini kita akan sidak semua pasar biar beras SPHP bisa tercukupi di pasar sesuai instruksi Ibu Gubernur,” tutupnya. 

Adapun beberapa komoditi pangan di Pasar Larangan tanggal 25 Agustus diantaranya Beras Premium Rp16.000/Kg (HET Rp14.900), Beras Medium Rp14.000/Kg (HET Rp12.500), Gula Pasir Rp16.500/Kg (HET Rp17.500), Minyak Goreng Curah Rp19.000/Kg, Minyak Goreng Minyakita Rp17.000/Kg (HET Rp15.700).

Daging Sapi Rp110.000/Kg (HET Rp140.000), Daging Ayam Ras Rp37.000/Kg (HET Rp40.000/Kg), Telur Ayam Ras Rp26.000/Kg (HET Rp30.000/Kg), Tepung Terigu Rp10.000/Kg.

Cabe Merah Besar Rp38.000/Kg, Cabe Rawit Merah Rp28.000/Kg (HET Rp40.000 - 57.000), Bawang Merah Rp40.000/Kg (HET Rp36.500 - 41.500), Bawang Putih Rp35.000/Kg.

Gubernur Khofifah juga berkesempatan membagikan bantuan sembako kepada puluhan masyarakat, pedagang dan tukang becak di sekitar Pasar Larangan Sidoarjo.