jatimnow.com - Di tengah tantangan keterbatasan lahan subur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mencari solusi inovatif untuk ketahanan pangan masa depan. Guru Besar ke-225 ITS, Prof Tutik Nurhidayati, mengembangkan riset fisiologi tumbuhan untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman abiotik di lahan suboptimal.
Prof. Tutik, yang merupakan profesor dari Departemen Biologi FSAD ITS, menekankan pentingnya peran tumbuhan sebagai penyedia energi utama bagi kehidupan. Pemahaman mekanisme fisiologis tumbuhan menjadi krusial agar tanaman tetap produktif di tengah perubahan iklim yang ekstrem.
"Tumbuhan itu unik, karena tidak bisa bergerak, mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrem seperti kekeringan, kadar garam tinggi, atau bahkan saat terendam air," jelas Prof. Tutik.
Dalam penelitiannya, Prof. Tutik berhasil mengidentifikasi gen-gen penting yang berperan dalam membantu tanaman bertahan hidup di kondisi ekstrem.
Pada tanaman porang, ia menemukan bahwa gen yang mengatur pembentukan gula dan dinding sel sangat penting untuk menghadapi kondisi kekeringan dan salinitas.
Sementara itu, pada tanaman tembakau, gen yang mengatur metabolisme dan hormon stres membantu tanaman tetap bertahan saat tergenang air.
"Setiap spesies tanaman memiliki cara adaptasi yang berbeda-beda. Bahkan, penemuan satu gen saja bisa menjadi terobosan baru," ujarnya.
Baca juga:
ITS Ajak Masyarakat Donasi Rp 65 Ribu, Investasi Masa Depan Kampus dan Mahasiswa
Selain itu, Prof. Tutik juga memanfaatkan teknologi pendukung seperti aplikasi mikoriza, rhizobakteria, dan teknik kultur jaringan. Pendekatan ini memungkinkan tanaman untuk bertahan hidup sekaligus meningkatkan produktivitasnya, meskipun ditanam di lahan marginal.
Contohnya, kultur jaringan porang yang dikembangkan oleh Prof. Tutik mampu menghasilkan bibit unggul bebas penyakit sepanjang tahun. Hal ini memastikan pasokan bahan pangan yang stabil, tanpa bergantung pada musim.
Riset ini tidak hanya terbatas pada bidang biologi. Prof. Tutik juga menjalin kolaborasi dengan peneliti dari bidang kimia dan teknik kimia untuk mengembangkan porang menjadi tepung dan beras glukomanan, sekaligus mengurangi kadar oksalatnya. Kolaborasi ini membuka peluang pemanfaatan riset di industri pangan dan kesehatan.
Prof. Tutik menegaskan bahwa penelitiannya ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-2, yaitu tentang ketahanan pangan. Fisiologi tumbuhan bukan hanya sekadar teori, tetapi juga kunci untuk menciptakan varietas unggul yang mampu bertahan di kondisi ekstrem.
Baca juga:
Profesor ITS Ubah Limbah Jadi Adsorben, Solusi Pencemaran Air Ramah Lingkungan
"Dengan fisiologi tumbuhan, kita dapat menjaga ketersediaan pangan sekaligus menyelamatkan bumi dari ancaman krisis lingkungan," pungkasnya.
Riset ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan lahan suboptimal yang sebelumnya tidak produktif. Dengan demikian, ketersediaan sumber pangan dapat ditingkatkan secara signifikan.
"Melalui fisiologi tumbuhan, kita dapat menciptakan bibit unggul dan memperbaiki lahan dengan bantuan mikroorganisme, sehingga produksi tanaman tetap optimal," tutup Prof. Tutik.
URL : https://jatimnow.com/baca-78530-its-kembangkan-riset-adaptasi-tanaman-untuk-ketahanan-pangan