Pixel Code jatimnow.com

Makan Bergizi Gratis Dirasa Hambar, Ini Kata Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional

Editor : Yanuar D   Reporter : Bramanta Pamungkas
Ilustrasi MBG di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Ilustrasi MBG di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com Keberadaan Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menjadi pro kontra. Anak-anak cenderung tidak menyukai olahan makanan dari pemerintah tersebut karena dirasa hambar.

Menanggapi hal tersebut, Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional Ahmad Kudori menjelaskan, program makan gizi gratis bukan hanya untuk pemenuhan gizi anak, ibu hamil, dan ibu menyusui tetapi juga sebagai edukasi makan makanan sehat.

"Kalau hambar, anak-anak kita mungkin karena sudah terbiasa dengan makan instan. Rasanya kan enak kan di lidah instan? Kenapa kok rasanya enak di lidah instan itu? Kita melatih anak-anak kita untuk belajar tidak mengkonsumsi terlalu banyak bahan kimia," jelasnya saat di Kediri.

Kudori menambahkan, dalam setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terdapat ahli gizi yang akan menentukan porsi maupun kandungan gizi dalam setiap makanan yang disajikan. Salah satunya pemberian susu yang tidak diberikan setiap hari.

Baca juga:
Polres Kediri Kota Mulai Pembangunan SPPG di Semampir

Sementara nilai porsi MBG terdiri dari dua tipe yakni untuk anak kelas 3 SD ke bawah, PAUD, balita dengan   nilai bahan makan Rp8.000 per porsinya, sedangkan bagi anak kelas 4 SD ke atas, SMP, SMA adalah Rp10.000 per porsinya.

"Makan bergizi gratis itu kan 1 kali makan, sehari kan 1 kali. Makan pagi ada yang untuk anak-anak TK, PAUD, kan pagi dia sekolahnya. Untuk siang, makan siang anak SMP, SMA gitu," terangnya.

Baca juga:
Mantan Dirut PDAM Jember Bangun SPPG, Ini Alasannya

Di Kabupaten Kediri sendiri sudah ada lebih dari 10 SPPG  yang sudah beroperasi dan direncanakan akan bertambah lagi sesuai jumlah kebutuhan penerima manfaat. Untuk diketahui setiap satu SPPG, memiliki kapasitas sebanyak 3.000 hingga 3.500 penerima manfaat.