jatimnow.com – Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi mendapatkan penghargaan sebagai “Desa Tangguh Bencana” dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Desa ini dinilai memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi menghadapi potensi ancaman bencana.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprov Jatim Suban Wahyudiono kepada Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi Fajar Suasana di Gedung Grahadi Surabaya, Jumat (12/10/2018).
Fajar mengatakan, diraihnya penghargaan Desa Tangguh Bencana ini, karena adanya partisipasi dan kapasitas warga Desa Grajagan dalam merespon bencana.
Salah satu contohnya warga memiliki kemampuan dalam merespons peringatan dini tsunami dan bagaimana harus bertindak. BPBD sinergis dengan warga terus meningkatkan kemampuan untuk penanggulangan.
“Kami terjun ke Desa Grajagan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi tanggap bencana. Partisipasi warga sangat baik, mereka terlibat dalam setiap pelatihan yang kami berikan. Hingga desa tersebut dideklarasikan sebagai Desa Tangguh Bencana,” kata Fajar.
Desa Grajagan Banyuwangi memiliki potensi benca tsunami karena lokasinya berada di pinggir Pantai Grajagan yang langsung berhadapan dengan Samudara Indonesia. Desa ini terletak di ujung selatan Banyuwangi, sekitar tiga jam dari pusat kota.
Baca juga:
ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
“Desa ini memang rawan bencana. Karenanya kami memberikan perhatian khusus agar warga mampu mengantisipasi risiko terjadinya bencana,” kata dia.
Saat ini, di Desa Grajagan telah terbentuk lembaga dan regulasi penanganan bencana. Seperti adanya relawan bencana yang terdiri atas warga setempat serta Forum Pengurangan Risiko Bencana yang beranggotakan tokoh-tokoh masyarakat.
"Juga telah memiliki tata tertib rutin maupun insidentil untuk penanganan bencana. Desanya juga memiliki perencanaan dan penganggaran untuk menghadapi potensi bencana," katanya.
Baca juga:
Diserahkan Mendagri, Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia
Fajar melanjutkan, penilaian baik juga datang karena adanya inovasi warga dalam penanggulangan warga. Dimana warga memanfaatkan kearifan lokal yang ada sebagai bagian dari proses mitigasi bencana.
"Warga juga sudah membuat jalur evakuasi yang mudah dilalui menuju tebing-tebing di sekitar desa. Inovasi lainnya, para relawan ini juga aktif melakukan gerakan pengurangan sampah. Mereka aktif mengajarkan warga bagaimana meminimalisir produksi sampah," pungkasnya.